BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA.ID - Bank BJB kembali mendapat tugas baru dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Tugas kali ini berkaitan dengan program Petani Milenial yang belakangan menjadi polemik.
Dinamika yang muncul di antaranya adalah Surat Peringatan (SP) II yang dilayangkan Bank BJB kepada salah satu peserta Petani Milenial Gelombang 1 komoditas tanaman hias. Sontak hal ini membuka tabir ada masalah serius di dalam program yang digagas orang nomor satu di Jabar ini.
Menyikapi hal tersebut, Ridwan Kamil mewakili Pemprov Jabar sebagai pemegang saham meminta Bank BJB lebih fleksibel dalam program Petani Milenial. Dalam hal ini, Bank BJB bertindak sebagai pemberi modal melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Emil, sapaan akrabnya, tak menampik muncul masalah imbas adanya SP II tersebut. Mengingat berdasarkan keterangan para peserta, mereka tidak akan ditagih langsung ke rumahnya, meskipun sudah diluruskan kedatangan orang bank tersebut sekadar konfirmasi.
"Dinamika ada, dan kita bereskan juga dengan meminta Bank BJB untuk lebih fleksibel dalam urusan penagihan dan pembayaran," kata Emil usai menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (6/2/2023).
Mantan Wali Kota Bandung ini juga mengaku, Pemprov Jabar terus mengevaluasi program Petani Milenial. Bahkan Emil menginstruksikan perangkat daerah terkait untuk turun tangan memetakan dinamika yang terjadi di lapangan.
"Petani Milenial ini seperti yang saya sampaikan, selalu dievaluasi," akunya.
Menurut Emil, ada dinamika dalam pelaksanaan program program tersebut. Hal itu terjadi lantaran Pemprov Jabar menjadi jembatan tiga pihak, yakni petani milenial, perbankan, dan offtaker.
Adapun program Petani Milenial, Emil mengklaim telah melahirkan 1.200-an petani muda yang sukses.
"Sepertiga belum berhasil. Ketidakberhasilan yang sepertiga jangan digeneralisasi programnya gagal. Kenapa? Karena Pemprov ini mengawinkan tiga pihak. Petani milenial, perbankan, dan pembeli. Tentu ada dinamika," ucapnya.
"Contoh. Semua sudah siap dan lancar. Eh, pembeli Filipina melarang impor kelinci. Padahal, petani milenial kelinci sudah siap, pembayaran sudah siap. Ada force majeure. Terus yang isu petani (milenial) tanaman hias karena ada perang Rusia-Ukraina," imbuhnya.
Editor : Zhafran Pramoedya