BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pemprov Jawa Barat tak henti-hentinya mendorong industri fesyen untuk terus tumbuh dan berkembang. Sebab saat ini sudah waktunya bagi mereka bangkit pasca dihantam pandemi.
Founder Perempuan Indonesia Juara, Atalia Praratya mengatakan, fesyen merupakan salah penyumbang terbesar ekspor ekonomi kreatif Indonesia. Fesyen hanya berada di bawah kuliner dan craft.
"Ini patut disikapi bersama, artinya fesyen ini sesuatu yang terus menerus diminati. Apalagi dari sisi fesyen muslim dunia, kita ini 3 besar juga," kata Atalia usai pembukaan Indonesia Hijab Walk (IHW) 2023 yang digelar pada 10 hingga 12 Maret 2023 di Trans Convention Centre, Bandung.
Menurut Atalia, fesyen muslim Indonesia hanya tertinggal dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Turki. Maka dari itu, penting untuk terus mendorong fesyen muslim agar terus maju dan berkembang.
"Caranya, tidak saja melakukan pembinaan-pembinaan di berbagai sektor di lapangan, tapi juga diberikan ruang bagi mereka untuk menunjukan karya kreatif mereka termasuk juga memberikan ruang untuk mereka mempromosikan lebih luas lagi," ujar istri Gubernur Jabar, Ridwan Kamil ini.
Atalia menilai, fenomena dunia digital tidak serta merta berdampak terhadap industri fesyen. Terkadang sebagian dari mereka tidak merasa nyaman dengan hal tersebut.
Pandangan Atalia, tak sedikit masyarakat harus melihat terlebih dulu bentuk rupa dari barang yang akan dibelinya. Oleh karenanya, pameran dan berjualan secara langsung seperti di IHW 2023 menjadi sesuatu yang tetap diminati masyarakat.
"Jadi kita mendorong terkait hadirnya eksibisi, bazar dan sebagainya bagi karya produk muslim," ucap Ketua Dekranasda Jabar ini.
Tak lupa Atalia juga mengapreasi para fesyen desainer dan pelaku usaha ekonomi kreatif yang tak lelah menghasilkan karya baru. Lewat IHW 2023, ini menjadi ajang bagi mereka untuk maju, berkembang dan naik kelas.
"Banyak para pelaku usaha yang tadinya hanya berjualan dan produsen saja, sekarang mereka mau mendesain. Jadi ini patut diapresiasi," tuturnya.
Atalia mengungkapkan, gelaran yang bertajuk Ramadhan Kareem itu diikuti sekitar 85-90 persennya merupakan perempuan. Hal itu menunjukan perempuan tidak dipandang sebelah mata.
"Itulah kemudian kami di dalam rangkaian Internasional Womens Day 2023, kami memberikan apresiasi kepada perempuan-perempuan inspiratif, perempuan-perempuan juara, dari seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dan berbagai provinsi dan juga kota/kabupaten," tandasnya.
Sementara itu, Founder IHW 2023, Dewi Kulsum mengatakan, tercetusnya ide untuk membuat IHW adalah ketika pandemi Covid-19 melanda beberapa waktu lalu.
“Saat pandemi kita tidak bisa ke mana-mana, tapi otak tidak bisa diam. Jadi karena di sekitar pabrik saya ada beberapa pabrik garmen, tekstil dan lainnya ada yang tutup, jadi kepikiran ini lagi masuk dunia transisi, mikir apa ya yang bisa dilakukan,” kata Dewi, Jumat (10/3/2023).
Lebih lanjut, saat itu ia merasa bahwa acara fesyen show rata-rata lebih sering digelar di Jakarta dan membutuhkan biaya yang sangat besar.
"Gudangnya fashion kan di Bandung. Mulai tekstil hingga produksi, Jawa Barat kan. Kita belum ada event besar dan khusus nih dan bisa jual baju-baju fashion designer untuk Raya series dan untuk bazar juga. Itulah yang saya pikirkan, lalu diskusi dengan teman lalu dibuatlah Indonesia Hijab Walk (IHW)” jelasnya.
Dewi pun berharap IHW 2023 akan lebih baik lagi dan memberikan dampak yang jauh lebih bagus untuk industri fesyen muslim di Indonesia.
"Target kami di 2023 ini menjadi salah satu barometer industri fashion. Karena Indonesia ini masuk dalam lima besar industri fashion dunia," ucapnya.
Sekadar informasi, sebanyak 50 fashion designer berpartisipasi dalam IHW 2023, di mana kebanyakan dari mereka akan memamerkan rancangan busana Idul Fitri alias Raya series.
Menariknya, IHW 2023 juga ditujukan khusus bagi anak anak yatim dan disabilitas untuk mempresentasikan karya-karya mereka yang tak kalah bagus dan berkualitas.
Editor : Zhafran Pramoedya