"Kalau rumah ini jual berarti Abah mengurangi keluarga. Kalau tidak dijual, justru nambahan (menambah) keluarga," ujar Abah Jajang.
Maksud Abah Jajang, kalau rumah tidak dijual, akan banyak orang datang dan bersilaturahmi. Sebaliknya, jika rumah dijual, hubungan silaturahmi Abah akan terputus.
Sebab, selama ini rumah Abah Jajang tersebut sering dipakai untuk kemping oleh para pengunjung.
Di rumah kayu yang berusia sekitar 50 tahun tersebut, Abah Jajang tinggal bersama anak dan cucu-cucunya. Setelah berbincang, Hardi berjalan mengelilingi rumah. Rumah itu cukup rapi dan bersih.
Di samping kiri rumah terdapat balong atau kolam ikan. Sementara halamannya luas dihiasi dengan rumput halus dan tanaman bunga menambah asri rumah Abah Jajang.
Editor : Rizal Fadillah