BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Angka partisipasi kasar akses warga ke perguruan tinggi (PT) di Indonesia masih stagnan pada angka 40 persen, akibat berbagai persoalan seperti kapasitas dan relevansi lulusan perguruan tinggi.
Vice President of Binus Higher Education Harjanto Prabowo mengatakan rendahnya angka partisipasi kasar tersebut menunjukkan jangkauan masyarakat untuk dapat kuliah masih terbatas. Hal ini menandakan adanya tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi.
"Selain masalah kapasitas perguruan tinggi yang perlu ditingkatkan, juga relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan industri juga harus menjadi fokus penting yang harus diperhatikan," jelas Harjanto Prabowo di Bandung, Kamis (11/5/2023).
Menurut dia, PT tidak dapat berada dalam keadaan yang statis (black bock). Namun, perlu adanya dialog antara PT dan masyarakat untuk memastikan bahwa apa yang dibutuhkan oleh masyarakat benar-benar tersedia. Keberadaan perguruan tinggi yang tidak responsif terhadap kebutuhan masyarakat akan berdampak pada rendahnya partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan tinggi.
"PT di Indonesia perlu melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan tinggi, sambil tetap menjaga agar biaya pendidikan tetap terjangkau. Terobosan ini harus memperhatikan prinsip bahwa pendidikan yang ditawarkan tidak hanya murah, tetapi juga berkualitas tapi tidak murahan," katanya.
Editor : Abdul Basir