Saat pertempuran Sumedang dengan Cirebon terjadi pemindahan pusat pemerintahan. Jika Geusan Ulun dan para prajuritnya hijrah ke Dayeuh Luhur. Sedangkan para seniman malah memilih Rancakalong yang berada di dataran tinggi sebagai tempat hijrahnya.
Ngalaksa muncul ketika kerajaan Mataram akan menyerang Batavia. Saat penyerangan itu semua makanan pokok seperti padi dipakai untuk logistik perang sehingga tiada lagi yang tersisa.
Sehingga paceklik melanda di Rancakalong yang menjadi lumbung padi. Warga setempat hanya makan hanjeli sebagai penganti beras. Untuk mencari benih padi ke Cirebon maka diutuslah sembilan orang untuk mengambil benih padi. Tetapi prajurit Mataram selalu merazia siapa saja yang membawa benih padi itu.
Sembilan utusan dari Rancakalong tidak kehabisan akal karena mereka membawa kecapi Ngekngek dan Rebab, maka benih padi itu disembunyikan di lubang resonansi rebab.
"Mereka juga bertingkah seperti pengamen dan menyembunyikan benih padi itu di resonansi rebab. Makannya gaya mengesek rebab itu dengan menganga dengkul kaki kiri menutupi resonansi rebab tempat disembunyikan benih padi itu," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah