get app
inews
Aa Read Next : Saksi Bisu Penjajahan Belanda, Bunker Batujajar Kini Jadi Tempat Wisata Sejarah

Repatriasi Terealisasi, Kemendikbudristek Bentuk Unit MCB Tingkatkan Pelayanan

Selasa, 29 Agustus 2023 | 15:19 WIB
header img
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menyambut kembalinya empat arca peninggalan Kerajaan Singasari ke Museum Nasional Indonesia setelah tiga abad disimpan di Belanda. Foto/Istimewa

JAKARTA,Inews Bandungraya.Id - Empat arca masing-masing Arca Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha, yang telah tiga abad disimpan di Belanda akhirnya tiba di Tanah Air dan langsung disimpan di Museum Nasional Indonesia (MNI), Selasa (22/8/2023).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, menyambut baik kembalinya empat arca peninggalan Kerajaan Singasari dari Belanda, sebagai bagian awal dari rangkaian artefak yang kembali ke Indonesia di tahun ini.

Upaya repatriasi ini telah dimulai Kemendikbudristek sejak tahun 2021 dan secara resmi disepakati kedua negara pada 10 Juli 2023. Pemerintah Indonesia dalam seremoni kesepakatan tersebut diwakili oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid.

Sebagai bentuk semangat untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, Kemendikbudristek juga mulai mengenalkan bentuk pengelolaan baru Museum dan Cagar Budaya (MCB) untuk segera mengambil langkah signifikan dalam upaya perbaikan, pelestarian, dan pemeliharaan museum dan warisan budaya nasional.

MCB merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini mengemban tanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia. MCB berkomitmen untuk kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya melestarikan warisan budaya Indonesia.

Plt Kepala Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra mengatakan, melalui implementasi standar dan praktik terbaik dalam perawatan dan pemeliharaan museum dan cagar budaya, pihaknya berharap dapat menghadirkan museum dan cagar budaya dengan tingkat pelayanan yang lebih baik.

"Sistem yang lebih profesional sudah mulai kami bentuk dalam pengelolaan MCB. Sebab selama ini masih banyak ruang perbaikan dan peningkatan pengelolaan untuk permuseuman dan cagar budaya di Indonesia," ucapnya dalam keterangannya.

Dia menjelaskan, selain pengelolaan berstandar pihaknya juga menaruh perhatian khusus pada 472 artefak hasil proses repatriasi benda sejarah dan budaya dari Belanda ke Indonesia. Agar semuanya bisa terjaga dengan baik dan dimaksimalkan pemanfaatannya bagi publik.

Berdirinya MCB akan memastikan pengelolaan yang profesional dan menerapkan standar pelayanan publik. Saat ini sedang disusun juga peta jalan transformasi pengelolaan sumber daya manusia yang mendorong pengelolaan MCB menjadi semakin profesional.

Unsur-unsur di dalam peta jalan tersebut antara lain penguatan kapasitas talenta internal secara sistematis, membuka ruang kolaborasi dengan tenaga profesional dan lintas industri, serta memastikan SDM MCB semakin berorientasi kepada pelayanan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Langkah tersebut menjadi penting dalam menjaga kelangsungan warisan budaya. Khususnya dalam menjaga kondisi fisik artefak dan bangunan bersejarah yang dimiliki, sehingga mampu menghasilkan produk pengetahuan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dan wawasan, baik untuk bangsa Indonesia maupun pengunjung luar negeri.

“Kedepannya museum yang berada dibawah naungan MCB bisa beroperasi, bekerja sama dan berkolaborasi dengan komunitas, para tenaga ahli dan pihak swasta, sehingga program museum yang disajikan kepada publik dapat menjadi lebih menarik dan variatif,” tuturnya.

Beberapa unit museum, terutama Museum Nasional Indonesia, menjadi titik tolak untuk rencana revitalisasi tahap awal, mencakup berbagai aspek, termasuk kuratorial, pelayanan, dan fasilitas. Revitalisasi ini dimulai pada kuartal 3 tahun ini dan akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan tenaga profesional serta kerja sama dengan berbagai ahli, sehingga dapat menghadirkan tingkat pelestarian dan pelayanan museum dan cagar budaya yang lebih unggul bagi masyarakat.

“Transformasi adalah bagian integral dari perjalanan kami, dan fokus kami akan sepenuhnya tertuju pada usaha perbaikan yang lebih baik. Melalui inisiatif ini, kami akan memastikan bahwa standar dan praktik terbaik diterapkan secara konsisten dalam merawat dan memelihara museum dan cagar budaya di seluruh Indonesia," pungkasnya. (*)

Editor : Rizki Maulana

Follow Berita iNews Bandungraya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut