"Tadi malam saya bertemu dengan Komunitas Nulis Aja Dulu, brainstorming sebuah buku dan Insya Allah tahun depan akan menulis sebuah buku tentang Kota Bandung," kata dia.
Di sisi lain, Gol A Agong menyoroti terkait belum meratanya percetakan di Tanah Air. Hal ini memerlukan intervensi pemerintah agar percetakan buku bisa tersebar secara merata.
"Sehingga para penulis bisa mencetak tulisannya di daerah mereka masing-masing. Tidak perlu menerbitkan ke Jawa, sehingga dikirim ke Papua menjadi lebih mahal, dari harga asli Rp 50.000 bisa jadi Rp 150.000," ucapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Utama Perpusnas RI, Ofy Sofiana mengatakan, adanya PWF ini untuk mengentaskan permasalahan yang sedang melanda Indonesia. Berdasarkat aturan UNESCO, 1 buku harusnya untuk 3 orang, namun di Indonesia 1 buku untuk 9 orang.
"Adanya PWF 2023 ini outputnya adalah menerbitkan beberapa buku untuk masyarakat Indonesia khususnya tentang peradaban Indonesia," kata Ofy.
Editor : Zhafran Pramoedya