“Jangan sampai amanat yang besar dari pusat sampai bawah, kemudian lupa, yang muncul hanyalah kekuasaan untuk kekuasaan, kekuasaan untuk materi. Padahal kekuasaan dan materi nyaris tidak ada gunanya, jika itu tidak membawa kemaslahatan,” katanya.
Kepada elit negeri, Haedar berpesan supaya kekuasaan yang mereka miliki harus digandakan manfaatnya bagi seluruh umat, rakyat, dan bangsa. Bukan malah melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara.
Dia juga mengingatkan, kepada elit pemilik kuasa dan harta supaya mengerem hasrat tamaknya. Sebab watak bawaan harta menurut Haedar berat, maka yang dititipi itu harus bisa menyalurkan melalui sedekah kepada yang membutuhkan.
“Orang sudah sukses, sudah bagus sebenarnya, tetapi ada godaan bikin legacy dan legacynya di luar kemampuan, dan disitulah orang jatuh. Kekuasaan dan harta itu selalu merenggut kita,” jelasnya.
Meskipun demikian, Islam tidak kemudian secara serta merta menarik umatnya dari kekuasaan dan harta. Penting untuk diingat bahwa, Islam tidak mengajarkan umatnya menjauh dari dunia.
"Sebab ingin berbahagia di akhirat tetap harus melalui kebahagiaan di dunia, yaitu dengan selalu berbuat baik sebagaimana kebaikan Allah SWT kepada manusia. Tapi di sisi lain Allah SWT juga melarang perbuatan yang merusak," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah