BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin mencatat, ada 18 kabupaten/kota di Jabar yang mengalami kesulitan air bersih. Bahkan, tiga di antaranya dinilai paling parah.
Bey mengatakan, ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Indramyau, Bekasi dan juga Sukabumi.
"Ada 18 kabupaten dan kota (terdampak kekeringan). Paling terdampak ada di Kabupaten Indramayu, Bekasi, dan Sukabumi," ucap Bey di Gedung Sate, Kota Bandung Senin (18/9/2023).
Bey mengaku, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya penanganan dampak kemarau panjang ini. Satu di antaranya adalah dengan memberikan bantuan air bersih.
Menurutnya, air bersih itu didistribusikan ke 18 kabupaten/kota dan dipastikan sebagaian sudah disalurkan sejak beberapa hari kemarin.
"BPBD sudah menyalurkan 5,7 juta liter air (bersih) sampai saat ini ke berbagai kabupaten/kota. Jadi untuk kekurangan air dan sebagainya sudah dilakukan oleh BPBD," ujarnya.
Sebelumnya, Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, Hadi Rahmat mengatakan, ada 109 kecamatan krisis air bersih. Ratusan kecamatan itu terdapat di 16 kabupaten dan kota.
"Saat ini ada 109 kecamatan, 268 desa dan 129.314 Kepala Keluarga (KK) mengalami kesulitan air bersih. Dan ada bantuan 5,2 juta liter air ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan itu," ujar Hadi, Kamis (14/9/2023).
Hadi menjelaskan, dari 16 kabupaten dan kota yang dilanda kekeringan beberapa diantaranya; Kabupaten Bandung Barat, Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang, Cirebon, Pangandaran, Bogor, Garut, dan Sukabumi.
Kekeringan paling banyak dan terparah ada di tiga daerah yaitu, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Untuk menangani kekeringan, imbuh dia, membutuhkan biaya yang tergolong besar.
"Wilayah Kabupaten Bogor menjadi yang terparah. Sebanyak 115 desa atau 65.054 KK mengalami krisis air bersih," ucapnya.
Kendati demikian, dalam waktu dekat Pemprov Jabar akan melakukan modifikasi cuaca. Menurutnya, langkah ini merupakan sebuah usaha agar kekeringan bisa terselesaikan di beberapa daerah.
"Kita berupaya membuat teknologi modifikasi cuaca. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada kegiatan tersebut. Sedang kita lakukan, apa pun yang dibutuhkan ya hujan," katanya.
Hadi menambahkan, kondisi kekeringan di Jawa Barat akan berlangsung hingga Oktober 2023 mendatang. Dia meminta masyarakat agar turut dapat melakukan penghematan air untuk kebutuhan sehari-hari.
"Potensinya bisa sampe Oktober. Masyarakat harus benar-benar berhemat pemanfaatan air dan kita gak tahu juga dampak apakah ini prediksi apakah akan masih lanjut," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah