Aksi Perundungan Sesama Pelajar Wanita di Bandung, 3 Pelaku Pukul dan Tampar Wajah Korban

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Aksi perundungan antar pelajar kembali terjadi. Kali ini berlokasi di Lapangan Kompleks KPAD Pindad, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung pada Sabtu (30/9/2023).

Mirisnya, korban dan pelaku merupakan wanita yang masih di bawah umur. Aksi perundungan ini pun sempat terekam sebuah kamera yang kini tersebar di media sosial. 

Baca Juga

Guru SD di Bandung Setubuhi Siswi Dekat Masjid Sekolah, Korban Sedang Menunggu Orangtua Jualan Bakso

Dari video berdurasi 56 detik itu, terlihat pelaku berjumlah sekitar tiga orang. Mereka menampar serta memukul korban pada bagian wajahnya.

Korban yang menerima pukulan dan tamparan dari pelaku itu hanya bisa pasrah. Korban pun terdengar berulangkali mengucap permintaan maaf.

"Nyeri (sakit)" ucap korban sebagaimana dilihat pada Senin (2/10/2023).

Baca Juga

Besok Karnaval Kendaraan Hias Hari Jadi Kota Bandung Digelar, Kasatlantas: Hindari Rute Pawai

"Urang menta hampura (saya minta maaf)" lanjut korban.

"Sia bebeja moal? Mun bebeja ku aing di ala (kamu bakal bilang-bilang gak? Kalau bilang-bilang saya sikat)" kata pelaku.

Menanggapi hal tersebut, Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono membenarkan pihaknya sudah menerima pelimpahan kasus perundungan dari Polsek Kiaracondong. Menurutnya, pelaku dan korban masih di bawah umur dan berstatus sebagai pelajar SMP di Kota Bandung.

Baca Juga

Ribuan Personel Gabungan TNI-Polri Siap Amankan Pilkada Kota Bandung 2024

"Kemarin kami mendapat penyerahan dari Polsek Kiaracondong bully, pelaku di bawah umur, korban di bawah umur 14 tahun SMP. Korban dan pelaku perempuan, Sukapura, Kiaracondong. Tiga tersangka memanggil korban di lapangan, bully, tampar," kata Budi di Polrestabes Bandung.

Kendati demikian, pihaknya tidak mengungkap identitas dari pelaku dan korban. Adapun saat ini, kasus tersebut tengah ditangani Unit PPA Polrestabes Bandung.

"Masih didalami apakah udah berulang atau sekali. Prosesnya berjalan, ABH (anak berhadapan dengan hukum) statusnya," tandasnya.

Editor : Zhafran Pramoedya