CIMAHI, iNewsBandungRaya.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi menyatakan, pembangunan dua tempat pengolahan sampah di Lebaksaat dan Santiong, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara ditargetkan rampung dan beroperasi tahun depan.
Kepala DLH Kota Cimahi, Chanifah Listyarini mengatakan, dana pembangunan dua tempat pengolahan sampah tersebut datang dari pemerintah pusat senilai Rp30 miliar.
"Rencananya kalau dari time schedule Maret baru selesai pembangunan," ucap Chanifah, dikutip Jumat (10/11/2023).
Chanifah mengatakan, setelah proses pembangunan rampung, pengelolaannya tidak akan langsung dilakukan DLH Kota Cimahi. Namun, terlebih dahulu oleh pemerintah pusat selama 10 bulan.
"Dimana semua Sumber Daya Manusia (SDM) dan sebagainya diatur oleh pusat," ujarnya.
Setelah itu, pengelolaan baru akan diserahkan ke Pemkot Cimahi yang sudah melalukan estimasi anggaran sebesar Rp5 miliar. Besaran anggaran pengelolaan sampah di dua titik itu sudah disetujui pihak DPRD Kota Cimahi.
"Nanti kalau sudah bisa berjalan dengan baik tahun depan kami harus menyiapkan anggaran untuk operasional dan kemarin diawal DPRD sudah tanda tangan untuk menyiapkan Rp5 miliar kurang lebih," tuturnya.
Chanifah mengungkapkan, dua lokasi itu memiliki fungsi yang berbeda. Titik pengolahan di Santiong berfungsi untuk memilah sampah hingga mencacah sampah karena peralatannya lebih lengkap.
Dari mulai conveyor belt yang bertugas untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya hingga mesin pencacah sampah.
"Kalau yang Lebaksaat khusus untuk maggotisasi, gak terlalu banyak alatnya karena untuk nyacahnya semua di lakukan di Santiong. Jadi Lebaksaat lebih banyak bagaimana dari maggot mulai dari rumah lalat kemudian biopon untuk pemeliharaan maggot," terangnya.
Dengan keberadaan dua tempat pengolahan sampah yang baru itu, kata Chanifah, pihaknya optimis ambisi zero sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti bakal terwujud.
"Kita tetap optimis hal itu akan terwujud. Tapi tentunya tidak dalam waktu singkat. Masih ada yang sedikit-sedikit dibuang ke TPA," ungkapnya.
Pihaknya juga tengah mencari solusi yang tepat untuk mengolah sampah residu. Meskipun saat ini sudah memiliki incinerator di TPS Cibeber untuk menangani sampah residu yang setiap hariinya mencapai 20 persen dari total produksi sampah yang mencapai 226 ton setiap harinya.
"Tentang incinerator harus hati-hati, ada syarat-syaratnya. Kami kemarin sudah menjajaki dengan BNPB akan dibantu. Kalau itu terealisasi berarti residu akan diselsaikan," tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya