SUMEDANG, iNewsBandungRaya.id - Kabupaten Sumedang merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang terkenal dengan kuliner khasnya yakni tahu.
Kabupaten Sumedang berada sekitar 45 kilometer sebelah timur laut dari ibu kota Provinsi Jabar, yaitu Kota Bandung. Kabupaten Sumedang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, Majalengka, Garut, Subang, Bandung, dan Bandung Barat.
Kabupaten Sumedang juga merupakan bagian dari kawasan metropolitan Bandung Raya. Sama halnya dengan kabupaten lain yang ada di Indonesia, Sumedang juga mempunyai sejarah dan asal-usul yang menarik diketahui.
Sejarah dan Asal-usul Nama Sumedang
Sumedang dahulu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Sumedang Larang, yang bercorak Hindu. Kerajaan ini didirikan oleh Prabu Guru Adji Putih atas perintah Prabu Surya Dewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pakuan Pajajaran, Bogor.
Nama Sumedang diambil dari nama kerajaan yang ada di kabupaten ini, yaitu Kerajaan Sumedang Larang. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan.
Dikutip dari laman resmi Pemprov Jawa Barat, nama Sumedang berasal dari kata Insun Medal atau Insun Medangan, yang berarti “aku dilahirkan; aku menerangi” dalam bahasa Sunda. Kata Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingannya.
Nama tersebut telah menggambarkan semangat dan kejayaan kerajaan ini di masa lalu. Pada masa pemerintahan Prabu Tajimalela, putra Prabu Guru Adji Putih, nama kerajaan ini diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti “menerangi alam”.
Prabu Tajimalela dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil, yang berhasil memperluas wilayah kerajaannya hingga mencapai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada tahun 1530, Kerajaan Sumedang Larang menjadi bagian dari Kesultanan Cirebon, setelah Ratu Pucuk Umun, putri Prabu Tajimalela, menikah dengan Sunan Gunung Jati.
Ratu Pucuk Umun juga dikenal sebagai Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata atau Nyimas Setyasih. Kemudian pada tahun 1585, telah terjadi peristiwa Harisbaya yang dipimpin oleh Prabu Geusan Ulun, putra Ratu Pucuk Umun.
Prabu Geusan Ulun berhasil membebaskan Sumedang Larang dari kekuasaan Cirebon, dan menjadikannya sebagai negara berdaulat. Prabu Geusan Ulun adalah raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, yang memerintah dari tahun 1579 hingga 1601.
Ia dikenal sebagai raja yang berani dan cakap, yang berhasil mempertahankan kemerdekaan Sumedang Larang dari serangan Kesultanan Mataram dan Belanda. Setelah Prabu Geusan Ulun wafat, ia digantikan oleh putranya, Prabu Suriadiwangsa, yang memerintah dari tahun 1601 hingga 1620.
Prabu Suriadiwangsa adalah raja yang lemah dan tidak disukai rakyatnya. Ia akhirnya menyerahkan Sumedang Larang kepada Kesultanan Mataram, setelah kalah dalam perang melawan Sultan Agung.
Sejak tahun 1620, Sumedang Larang menjadi bawahan Kesultanan Mataram, dan kemudian beralih ke VOC, Hindia Belanda, Republik Indonesia Serikat, dan Republik Indonesia. Meskipun demikian, rakyat Sumedang Larang tetap mempertahankan identitas dan budayanya, serta berjuang melawan penjajah.
Salah satu tokoh pejuang dari Sumedang Larang adalah Pangeran Kornel, yang dikenal sebagai pahlawan Cadas Pangeran.
Editor : Rizal Fadillah