WASHINGTON, iNewsBandungRaya.id - Perusahaan teknologi medis global, BD (Becton Dickinson and Company) dan Bio Farma menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sebuah upaya bersama guna memerangi tuberkulosis (TBC) dengan menyediakan akses terhadap portofolio diagnostik TBC inovatif BD dan menjalin sebuah kemitraan untuk mengoptimalkan rantai pasokan solusi TBC di Indonesia.
MoU tersebut telah ditandatangani oleh pejabat Bio Farma, BD dan disaksikan oleh Menteri Kesehatan RI, Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, dan pejabat perusahaan lainnya. Hal ini mencerminkan komitmen yang kuat terhadap kesehatan masyarakat dan inovasi.
Dengan lebih dari satu juta kasus TBC setiap tahunnya, Indonesia mempunyai beban penyakit TBC tertinggi kedua di dunia. Sebelum pandemi global Covid-19 terjadi, TBC merupakan penyebab utama kematian akibat satu agen infeksius di negara ini.
TBC yang resistan terhadap salah satu atau kedua obat lini pertama yang biasanya digunakan dalam pengobatan, rifampisin (RIF) dan isoniazid (INH), masih menjadi rintangan penting dalam upaya memberantas penyakit ini, karena pasien TBC yang resistan terhadap obat memerlukan pengobatan yang berbeda.
Jika tidak diidentifikasi secara dini dan diobati dengan tepat, pengobatan mungkin tidak berhasil, sehingga akan menimbulkan risiko perkembangan penyakit, penularan, dan timbulnya resistensi terhadap obat lain. Namun demikian, dengan adanya deteksi dan pengobatan yang tepat waktu, TBC dapat disembuhkan.
Editor : Rizal Fadillah