“Dengan pengawasan yang dilakukan PMT diharapkan dapat membantu pemerintah untuk menyusun kebijakan serta mengambil keputusan guna mewujudkan percepatan transformasi digital,” tandas Dany.
Selain itu dalam kegiatan tersebut disosialisasikan aplikasi signal monitor (Sigmon). Serta Geographic Information System (GIS) adalah aplikasi geografis informasi sistem. dimana, dalam aplikasi tersebut bisa dilihat sebaran infrastruktur dari mobile broadband atau fixed broadband.
Aplikasi ini merupakan aplikasi road searching yang seperti Speedtest dimana nanti aplikasi ini dapat melakukan pengukuran kualitas.
“aplikasi ini dapat melakukan pengukuran kualitas akses Internet dari penyelenggara seluler,” tambahnya.
Dany menyebut pihaknya telah menyebar infrastruktur layanan broadband di Indonesia. Menurutnya data yang dimiliki PMT, untuk cakupan layanan mobile broadband, sekitar 96,84 % area permukiman di Indonesia telah terlayani 4G sedangkan untuk 5G baru 2,50 % area pemukiman.
Sedangkan untuk layanan fixed broadband didukung oleh kabel laut sepanjang 116.133 kilometer. Dan kabel serat optik di darat sepanjang 688.600,52 kilometer serta sebanyak 1.867.733 titik optical distribution point (ODP).
Selain melakukan pemetaan infrastruktur layanan broadband, PMT juga melakukan monitoring kualitas layanan (QoS) telekomunikasi seluler di 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Hal itu dilakukan secara berkala, hampir satu bulan sekali pihaknya melakukan agar mengetahui kualitas layanan. Apabila hasil pengukuran kurang baik akan disampaikan kepada operator bersangkutan.
“hasil pengukuran yang kurang baik akan disampaikan kepada operator,” terangnya.
Editor : Abdul Basir