“Kami REPRO yang telah tersebar di 24 provinsi melihat keberhasilan pembangunan Indonesia di masa depan adalah buah dari keputusan yang dibuat oleh milenial dan generasi z saat ini," kata Sekjen REPRO.
“Terutama dalam hal memilih pemimpin melalui pemilu. Karena itu, gerakan moral Pemilu Damai Pemilih Pandai atau #PDPP lahir dari rahim demokrasi Indonesia,” ujar Arya Sudhana yang juga mantan aktivis Reformasi 1998 itu.
Arya Sudhana menuturkan, gerakan moral ini mengajak para pemilih, terutama para pemilih muda, untuk menciptakan pemilu yang damai dengan cara menjadi pemilih pandai. Salah satu hal yang patut dihindari saat pemilu berlangsung adalah penyebaran berita bohong atau hoaks yang dapat menjadi ancaman serius terhadap integritas proses tersebut.
Hoaks yang menyebar cepat melalui media sosial (medsos) dapat merusak citra calon, mempengaruhi persepsi pemilih, menciptakan ketegangan sosial dan politik. "Bahkan menggoyahkan dasar demokrasi itu sendiri. Parahnya lagi, pertumbuhan hoaks ini cukup pesat,” tutur pria berkacamata itu.
Merujuk pada catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), kata Arya Sudhana, terdapat 10 hoaks terkait pemilu sepanjang 2022. Namun sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023, jumlah itu melonjak menjadi 91 hoaks pemilu. Itu berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu.
Editor : Ude D Gunadi