BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Pelaksanaan Pemilu 2024 yang akan berlangsung Februari masuk puncak musim hujan.
Saat musim hujan, bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang sering mengancam khususnya daerah-daerah rawan bencana.
Jabar misalnya salah satu provinsi di Indonesia yang harus diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi khususnya saat pemungutan suara.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan potensi-potensi tersebut harus terus diantisipasi pemprov Jabar agar memperlancar hajat 5 tahunan di Indonesia ini berlangsung lancar.
“Kunjungan hari ini adalah untuk menyampaikan Pentingnya kesiapsiagaan untuk menghadapi puncak musim hujan yang di akhir Januari hingga Maret. Apalagi kita akan punya hajat besar, pemungutan suara,” kata Dwikorita, di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (30/1/2024).
“Tentunya kita berkoordinasi dengan Pak Gubernur, BPBD bagaimana upaya mitigasi agar curah hujan yang tinggi tidak mengganggu hajat nasional kita,” tambah Dwikorita.
Dwikorita mengatakan potensi hujan sebetulnya normal, sesuai rata-rata bulanan selama 30 tahun terakhir. tidak ada anomali. Bisa mencapai 400 milimeter dalam satu bulan.
Akan tetapi secara harian bisa mengalami ekstrem. Curah hujan bisa mencapai 100 milimeter lebih per hari dan kadang bisa mencapai 150 milimeter.
“Tentunya mengganggu lingkungan, merusak, mengakibatkan longsor, banjir, banjir bandang. Perlu kewaspadaan, inspeksi sungai apakah ada sumbatan agar tidak menyebabkan banjir bandang,” tandas Dwikorita.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu mengatakan daerah rawan potensi hidrometeorologi saat pelaksanaan pemilu yakni di Jabar bagian Timur dan Selatan.
“Saat ini hingga kedepan masuk puncak musim hujan jadi yang harus diwaspadai adalah Jawa Barat bagian timur dan selatan. Majalengka, Sukabumi,” tandas Teguh Rahayu, (*)
Editor : Abdul Basir