BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Pertunjukan Barongsai merupakan kersenian dan kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat Tiongkok. Kerap diidentikkan dengan suasana yang meriah, pertunjukan Barongsai kerap dihadirkan untuk menambah semarak perayaan tahun baru Imlek.
Pertunjukan ini sendiri sangat umum di Indonesia, terutama di daerah yang banyak dihuni oleh orang Indonesia keturunan Tionghoa. Hingga kini, tradisi ini masih terus berlanjut.
Lantas, bagaimana sejarah barongsai? Berikut ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.
Sejarah Barongsai
Ada banyak sekali cerita dan legenda yang menceritakan mengenai asal-usul kesenian Barongsai. Salah satu yang paling populer adalah kisah “Nian“, makhluk mengerikan yang kerap muncul pada awal musim semi atau saat tahun baru Imlek untuk menganggu manusia.
Untuk menakut-nakuti “Nian”, maka masyarakat kala itu melakukan berbagai hal seperti menggunakan warna-warna merah yang mencolok, bermain petasan dan kembang api, hingga melakukan tarian barongsai yang meriah.
Versi lain mengisahkan, asal-usul Barongsai adalah sebagai senjata untuk menakut-nakuti para roh jahat. Yang dipercaya menjadi lebih ganas saat awal tahun baru Imlek.
Karena pada dewa-dewi yang kembali ke kahyangan untuk menghadap ke Kaisar Langit pada awal tahun baru Imlek.
Fakta Menarik Barongsai
1. Nama dan Istilah Barongsai yang Hanya Ada di Indonesia
Siapa sangka Barongsai yang sangat populer merupakan istilah yang hanya ada di Indonesia. Di negara asalnya sendiri, kesenian ini dikenal dengan nama “Wu Shi“, dan secara internasional lebih populer dengan nama “Lion Dance“.
Lalu dari mana asal nama Barongsai? Istilah Barongsai sendiri merupakan hasil dari akulturasi antara budaya Nusantara dan juga budaya Tiongkok.
Kata “Barong” merujuk pada kesenian Indonesia, tepatnya Bali dimana penari menari menggunakan boneka atau kostum, sedangkan “sai” berasal dari bahasa hokkian yang berarti singa.
2. Barongsai: Perlambang dari 5 Unsur
Meski banyak yang merujuk Barongsai sebagai Singa, namun Barongsai sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa hewan. Setiap bagian tubuh Barongsai terbentuk dari lima unsur hewan atau makhluk berbeda yang memiliki makna filosifis masing-masing:
- Tanduk Barongsai (tanduk atau jambul burung): Simbol kehidupan dan generas serta mewakili unsur perempuan.
- Telinga dan Ekor (makhluk mistis): Lambang kebijaksanaan dan keberuntungan.
- Tulang belakang (ular): Merupakan pesona dan perlambang kekayaan.
- Punuk di Belakang Kepala (kura-kura): Simbol dari umur yang panjang.
- Dahu dan Jenggot (naga): Lambang kepemimpinan, kekuatan, serta mewakili unsur perempuan
3. Makna dari Setiap Warna yang Terdapat di Barongsai
Pertunjukan Barongsai selalu diselenggarakan dengan meriah dan semarak. Hal ini juga semakin terasa karena Barongsai yang memiliki tubuh berwarna-warni mencolok. Fakta Barongsai selanjutnya yang perlu diketahui adalah setiap warna ini ternyata memiliki arti.
Tubuh Barongsai umumnya memiliki lima warna yang melambangkan lima arah dalam kompas Tiongkok dan juga kelima unsur kehidupan. Warna-warna tersebut antara lain:
- Kuning: melambangkan bumi (pusat)
- Hitam: melambangkan air (utara)
- Hijau: melambangkan kayu (timur)
- Merah: melambangkan api (selatan)
- Putih: melambangkan loga (barat)
4. Istrumen Musik dalam Pertunjukan Barongsai
Selain warna-warna, kemeriahan pertunjukan Barongsai juga diciptakan dari musik yang meriah. Umumnya terdapat tiga instrumen musik utama dalam sebuah pertunjukan Barongsai, yaitu: drum, simbal, dan juga gong.
Suara dari drum memberikan penekanan dan arahan pada gerakan serta manuver dari Barongsai sedangkan instrumen simbal dan gong menggambarkan emosi dari Barongsai.
5. Berat Kepala Barongsai yang Mencapai 25 Kg
Bagian kepala Barongsai terbuat dari olahan pulp atau bubur kertas dan memiliki berat mencapai 25 kilogram. Dengan bobot yang sangat berat dan berbagai atraksi akrobat, tak heran jika di negeri asalnya para pemain Barongsai sangat menguasai bela diri Wu Shu.
Editor : Rizal Fadillah