“Saya sering menyampaikan kepada mahasiswa, biasakanlah dengan identitas yang banyak. Di rumah, identitas saya sebagai anak dari jbu, saya suami, saya ayah, saya paman, kakak. Saat di luar rumah saya jadi warga. Kalau dideret ada 12 identitas yang dikerjakan bersamaan,” kata Anies.
“Saya melihat peran di politik, sebagai warga negara ada panggilan, saya bersedia. Benang merahnya. Yang kita kerjakan adalah proses pembelajaran. Mendidik adalah memimpin, meminpin adalah mendidik. Setiap pendidik adalah pemimpin begitupula sebaliknya. Saat Gubernur saya mendidik, dalam rapat ruang diskusi, bukan (sekadar) instruksi,” tambahnya.
Kawan Lama
Anies mengaku, bahwa dirinya mengenal Ramdhan Pohan sejak tahun 1998. Pertemuan pertama kali Anies dan Pohan berlangsung di Washington.
“Saya mengenal Ramadhan Pohan ini sudah 25 tahun lalu, sejak 98. Ketika itu beliau bertugas jadi Jurnalis di Washington, saat saya menimba ilmu disana,” kata Anies.
Anies pun merasa terhormat apa yang sudah dikerjakannya menjadi subjek penelitian dan berharap ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil oleh masyarakat luas.
Editor : Rizal Fadillah