BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Operasi Pasar Murah yang diinisiasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah berlangsung selama lima hari. Kegiatan yang dimulai sejak 19 Februari itu, rencananya akan berakhir pada 1 Maret 2024.
Operasi pasar yang digelar di 30 Kecamatan itu mengundang antusias masyarakat. Mereka rela mengantre cukup lama demi mendapatkan beras yang dibanderol Rp53.000 per 5 kilogram ini.
Bukan hanya beras, masyarakat juga bisa membeli berbagai komoditas lainnya yang dijual lewat kegiatan pasar murah ini. Di antaranya minyak goreng Rp14.000/900 ml, ayam frozen Rp30.000/ekor, bawang merah Rp26.000/kg, bawang putih Rp34.000/kg, sayuran serba Rp5.000, daging sapi Rp115.000/kg, hingga telur ayam Rp27.000/kg.
Penjabat Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyebut, operasi pasar murah ini merupakan upaya Pemkot Bandung menghadirkan pangan murah bagi masyarakat. Hal ini juga bertepatan dengan kenaikan harga beras yang kini dirasakan masyarakat.
Meski begitu, Bambang menyebut stok beras di Gudang Bulog Kota Bandung masih tercukupi, sehingga masyarakat tidak perlu panik dan membeli secara berlebihan.
“Kita tidak perlu panik karena stok beras di Kota Bandung masih mencukupi,” ucap Bambang saat meninjau kegiatan operasi pasar dan pasar murah di Jalan Margacinta, Kecamatan Buahbatu, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, fenomena kelangkaan beras ini salah satunya disebabkan karena mundurnya masa panen. Meski begitu, Bambang memastikan, Pemkot Bandung terus berupaya menghadirkan beras medium dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
"Fenomena El Nino memang tidak bisa dihindari. Dampaknya masa panen jadi mundur. Tapi perlu kami sampaikan Stok beras di Kota Bandung aman. Kami sudah cek di sekitar 34 pasar tradisional, itu stoknya aman. Tersedia paling tidak lebih dari 1 ton. Jadi, tidak perlu khawatir," tuturnya.
Harga Bahan Pokok Naik Jelang Ramadhan
Di sisi lain, masyarakat khususnya emak-emak mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok di sejumlah pasar di Kota Bandung menjelang bulan suci Ramadhan.
Salah seorang ibu rumah tangga sekaligus penjual nasi kuning, Tintin Sumiati (52) mengatakan, saat ini harga cabai hingga tomat mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Seperti di Pasar Leuwipanjang, harga cabai merah mencapai Rp120 ribu perkilogram. Selain cabai, harga tomat pun ikut naik di angka Rp15-20 ribu perkilogram.
"Harga cabai biasanya kalau lagi murah Rp60 ribu perkilogram. Harga tomat juga biasanya paling mahal Rp10 ribu. Sekarang harga tomat bisa mencapai Rp15-20 ribu perkilogram," kata Tintin, Jumat (23/2/2024).
Selain cabai dam tomat, harga telor ayam pun ikut-ikutan naik. Titin menyebut, dari harga Rp26 ribu perkilogram, saat ini harga telor ayam mencapai Rp30 ribu perkilogram.
"Malah kenaikan telor ayam dari minggu kemarin," ujarnya.
Oleh karena itu, Tintin meminta pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah bisa memberikan solusi kepada masyarakat. Ditambah sebelumnya harga beras yang naik cukup siginifkan sangat merugikan masyarakat.
"Apalagi saya yang juga berjualan nasi kuning. Mau jual berapa kepada pembeli? sementara beras yang cukup bagus itu harganya lumayan tinggi. Tolonglah kepada pemerintah saya meminta segera menurunkan berbagai harga bahan pokok," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah