BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Badan Pusat Statisik (BPS) Jawa Barat bersama Universitas Parahyangan (UNPAR) Bandung meresmikan Pojok Statistik UNPAR yang berlokasi di Perpustakaan UNPAR, Gedung 9 Lantai 2, Jl. Ciumbuleuit No. 94, Kota Bandung, Kamis (7/3/2024).
Kepala BPS Jabar, Marsudijono mengatakan, kehadiran Pojok Statistik ini sebagai pusat layanan dan promosi statistik di Perguruan Tinggi dengan mengusung prinsip kolaborasi, sinergi dan kebermanfaatan.
“Jadi data di BPS cukup banyak ya, setiap tanggal satu kita rilis, kita kumpulkan, terkadang hanya sekedar dikumpulkan tetapi tidak ada yang memanfaatkan,” ucap Marsudijono ditemui usai peresmian.
Marsudijono mengungkapkan, dengan hadirnya Pojok Statistik ini diharapkan akan adanya penguatan pemanfaatan dalam hal mengambil kebijakan untuk menjawab tantangan dan perubahan yang tidak dapat diprediksi.
“Karena kebijakan pada dasarnya, salah satunya mensejahterakan masyarakat apalagi kemarin inflasi kita naik, sekarang sudah 0,45 ditopang dengan harga beras, kemarin sudah diskusi panjang lebar, nah itu bisa langsung ngambil langkah, kira-kira memberikan masukan apa saja ke pemerintah daerah supaya nanti inflasi kita bisa berkurang, dengan tim TPID yang dikawal pemerintah daerah,” tuturnya.
Marsudijono menyebut, Pojok Statistik ini memiliki beberapa layanan yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya adalah permintaan data mikro yang variabelnya itu bisa dipilih sendiri.
“Cuma masih kita batasi, tapi kalau mau dikembangkan lagi ya tinggal kita ajukan lagi ke pusat, karena yang kita khawatirkan adalah kebocoran datanya, itu yang harus kita jaga, data itu kan rahasia, kalau itu dipegang orang lain untuk dianalisa lebih lanjut, itu akan berbahaya,” paparnya.
Marsudijono mengatakan, pihaknya pun telah menggadeng sejumlah perguruan tinggi dalam mendirikan Pojok Statistik ini.
“Kalau tahun 2024 ini baru di UNPAR, tapi sebelumnya kami di UNPAD, lalu yang kedua ada di UI, terus IPB, terus kemarin UNISBA," imbuhnya.
Menurutnya, UNPAR merupakn satu-satunya universitas swasta yang tidak memiliki data statistiknya.
"Yang lain kan ada semua, karena apa? karena penelitian kan menggunakan data, nah disinilah kami dengan para profesor sudah bercerita dari data yang kami punya. Ya mudah-mudahan dimulai dari UNPAR ini, banyak pengembangan penelitian-penelitian yang lebih substansi khususnya yang memajukan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Rektor UNPAR, Prof Tri Basuki Joewono mengatakan, UNPAR sebagai perguruan tinggi itu harus menghasilkan generasi muda yang sadar tentang data.
“Kalau sekarang kita lihat fenomenanya anak muda itu kalau berbicara, menulis sesuatu gak pakai data, pakai perasaan atau pemikiran, nah dengan Pojok Statistik kita berusaha mendekatkan data,” ucap Tri.
Sehingga nantinya, para mahasiswa UNPAR jika berpendapat sesuatu itu berdasarkan data tidak asal-asalan.
“Dan kami ingin generasi mudanya itu akan sadar dengan data dan informasi,” ujarnya.
Dengan adanya kolaborasi ini, kata Tri, UNPAR juga bisa belajar bagaimana mengakumulasi data dari BPS.
“UNPAR itu punya 10 ribu mahasiswa, dengan belajar kita bisa kolaborasikan. Kemudian ujungnya kita gak perlu lagi survei, tadi saya coba explore beberapa data di luar dan bisa, begitu juga di perguruan tinggi kita punya data ya kita diskusikan kita sampaikan ini loh yang dibutuhkan maka BPS akan bergerak secara sistematik lewat negara lewat pemerintahan,” tuturnya.
Tri mengatakan, UNPAR bersama DPR tengah membahas rencana Undang-udang terkait base data.
“UNPAR bersama DPR kita lagi diskusi tentang undang-undang, jadi memang sebagai perguruan tinggi kami berusaha lebih berdampak menggunakan data dan informasi. Dengan kuliah umum mahasiswa bisa melihat dari sisi yang berbeda,” tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah