get app
inews
Aa Read Next : Saat Bey Machmudin Cicipi Kopi Racikan sang Jawara World Brewers Cup 2024: Rasanya Enak Sekali

Produsen Asal Bandung Ungkap Alasan Kopi Impor Lebih Murah Dibanding Lokal

Sabtu, 30 Maret 2024 | 16:30 WIB
header img
Ilustrasi kopi, Foto: Istockphoto.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Produsen kopi asal Kota Bandung, Ijal angkat bicara terkait murahnya harga kopi impor dengan kualitas yang lebih konsisten dibandingkan dengan produk lokal yang kini tengah ramai dibahas di media sosial.

Menurut Ijal, adanya ketimpangan harga antara kopi impor dan lokal dikarenakan medan dan akses untuk panen di luar lebih mudah, dibanding di Indonesia.

“Kopi luar terutama Brazil, Columbia dan sebagian dari Afrika murah karena ditanam di medan yang lebih mudah diakses untuk di panenya dengan bantuan alat berat untuk kualitas ada gradenya G1 lebih murah dari pada kopi di Jawa Barat," ucap Ijal saat dihubungi, Sabtu (30/3/2024).

"Untuk karakter rasa nusantara atau Jabar umumnya lebih varian dari pada kopi luar, dan kenapa kopi di kita khususnya Jabar lebih tinggi karena medan untuk di panennya lebih susah dan hasil panennya untuk kebutuhan export terbatas,” tambahnya.

Seperti diketahui, Jabar sendiri merupakan salah satu produsen kopi lokal terbaik. Bahkan, pada tahun 2021 Jabar menjadi wilayah dengan hasil produksi kopi terbanyak sebesar 7.772 ton, 4.639 ton, dan 3.654 ton.

Kendati demikain, saat ini harga kopi lokal khususnya Jabar terbilang mahal dengan kualitas yang menurun dari 5 tahun sebelumnya.

“Sangat disayangkan Jabar sekarang mahal ga kaya dulu 5 tahun kebelakang secara kualitas bagus kalo sekarang kualitas menurun, ada efek pemain baru yang berani beli cery/buah kopi di petani langsung lebih tinggi dan tidak melihat kualitas,” ungkap Ijal.

Selain itu, Ijal juga menyayangkan terkait karakter dari petani kopi di Jabar yang dinilainya kurang baik karena menyebabkan kerugian.

“Karakter petani Jabar secara attitude kurang baik ngalaman rugi soalnya, yang terkenal di luar itu kopi Sumatera Gayo, itu sih yang saya tahu mah,” imbuhnya.

Sebagai penjual dan produsen kopi, Ijal mengakui, jika maraknya kopi impor saat ini tidak terlalu mengganggu. Sebab menurutnya, ia lebih terganggu dengan pemain baru yang menghancurkan harga.

“Sebagai penjual kopi/produsen saya pribadi tidak terganggu dan biasa aja, karena punya market pasarnya. Justru di tahun sekarang banyak fenomena pembisnis baru yang punya modal yang seenaknya ngancurin harga tapi untuk pembisnis kopi yang sudah lama itu hal yang biasa saja. Biasanya kalo bahasa kami sih pemain baru jarang bertahan lama karena mereka kesulitan market,” bebernya.

Sebelumnya, isu kopi impor ini pun sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial X (dulu Twitter). Salah satunya seperti cuitan yang diunggah oleh akun @kozirama pada Jumat (29/3/2024).

Dalam unggahannya itu, @kozirama mengatakan jika Indonesia saat ini tengah dibanjiri oleh produk kopi dari luar negeri.

"Indonesia lagi dibanjirin kopi dari luar. Harganya bisa lbh murah 20-30rb/kg dgn kualitas lebih konsisten. Kok bisa? Entahlah," tulis @kozirama dikutip Sabtu (30/3/2024).

Postingan ini pun mendapat banyak komentar dari para warganet. Banyak dari mereka mengaku jika harga kopi impor merusak kestabilan harga kopi lokal. Namun di sisi lain, harga kopi lokal saat ini juga diakui terlalu mahal.

"Sbenernya yg lokal ada aja yg konsisten ko mas, cuma green buyernya/ petani mudanya pengen cepet kaya hehehe," tulis @kodomoceria.

"Halo @indagjabar mohon perhatiannya, kopi impor semakin menjamur dan merusak harga pasar kopi lokal Jawa Barat," tulis @kangope.

"Kemarin diceritain sama temen yg petani kopi Ciwidey kalo harga kopi dari luar bener2 mengganggu kestabilan harga kopi lokal. Mana kualitasnya juga bagus. Dia juga sebenernya mengakui kalo harga kopi lokal udah terlalu mahal dibanding kopi2 luar," tulis @rasjawa.

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut