BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Setelah momen perayaan Lebaran yang meriah, banyak orang mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Pengalaman ini seringkali tidak menyenangkan, terutama ketika kembali menjalani aktivitas sehari-hari setelah liburan.
Diare, sebagai salah satu dampak pasca-Lebaran, menjadi keluhan umum yang dirasakan oleh banyak orang. Hal ini terjadi karena intensitas buang air besar meningkat dengan tekstur feses yang lebih lunak atau cair.
Meskipun diare adalah kondisi umum, namun seriusnya tidak bisa diabaikan. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi parah karena kehilangan cairan yang signifikan.
Setelah berpuasa selama sebulan penuh, momen Lebaran seringkali menjadi saat untuk menikmati berbagai jenis makanan lezat. Namun, makanan berminyak, bersantan, dan berlemak yang dikonsumsi secara berlebihan bisa membebani sistem pencernaan.
Kebiasaan makan berlebihan tanpa memperhatikan batas fisik tubuh juga menjadi faktor utama yang menyebabkan masalah pencernaan pasca Lebaran.
Dengan demikian, tidak mengherankan jika banyak orang mengalami masalah pencernaan setelah menikmati santapan lezat selama Idul Fitri. Berikut adalah beberapa penyebab utama masalah pencernaan pasca Lebaran.
- Pola Makan yang Berubah
Selama Lebaran, pola makan seringkali berubah drastis dengan konsumsi makanan yang lebih banyak dan beragam. Perubahan ini dapat memengaruhi keseimbangan pencernaan. Setelah periode Lebaran usai, pola makan seringkali kembali berubah secara signifikan. Selama hampir sebulan, pola makan telah diatur hanya pada waktu sahur dan berbuka.
Kembalinya ke pola makan normal setelah Lebaran bisa menjadi pemicu bagi beberapa orang mengalami gangguan pencernaan seperti diare. Hal ini dikarenakan perubahan tiba-tiba dalam pola makan dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam usus, yang akhirnya dapat menyebabkan diare.
- Konsumsi Makanan Pedas
Makanan pedas yang seringkali disantap saat perayaan Lebaran dapat merangsang lambung dan usus, menyebabkan iritasi dan gangguan pencernaan seperti diare. Makanan pedas mengandung senyawa aktif seperti capsaicin yang bisa merangsang reseptor dalam sistem pencernaan, menyebabkan iritasi pada lambung dan usus.
Stimulasi ini bisa mengakibatkan perubahan dalam pola buang air besar dan menyebabkan diare pada sebagian individu, terutama bagi yang memiliki sensitivitas terhadap makanan pedas atau gangguan pencernaan tertentu.
- Makan Terlalu Banyak
Kebiasaan makan berlebihan tanpa memperhatikan batas fisik tubuh dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada sistem pencernaan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan diare.
- Makanan Tidak Higienis
Pengolahan dan penyajian makanan yang tidak higienis selama Lebaran meningkatkan risiko terkena infeksi bakteri atau virus, yang dapat mengakibatkan masalah pencernaan seperti diare. Pada beberapa kesempatan, kita mungkin tanpa sengaja mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau terkontaminasi oleh bakteri dan virus. Infeksi makanan semacam ini bisa memicu gangguan pencernaan seperti diare, mual, dan muntah. Selain itu, makanan yang tidak disimpan atau disajikan dengan benar juga bisa menjadi sumber infeksi makanan yang dapat mengganggu kesehatan pencernaan.
- Stres
Stres pasca-Lebaran, seperti kembali ke rutinitas kerja atau sekolah, juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan seseorang. Stres dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus dan memicu gangguan pencernaan seperti diare. (*)
Editor : Abdul Basir