1. Bumi Manusia
Dari sebuah novel terkenal karye Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia kemudian dibuat film oleh Hanung Bramantyo pada tahun 2019 silam. Filmnya menangakat tentang seorang pemuda terpelajar bernama Minke yang menikah dengan anak keturunan Belanda. Dari sana segala konflik tentang kolonialisme coba dicitrakan pada penonton.
Sama seperti novelnya, Bumi Manusia juga digarap dengan begitu puitis. Menggunakan diksi-diksi yang jarang dipakai oleh film kebanyakan. Membuat film ini jadi semakin menarik dan punya kesan serius yang menampilkan kegelisahan warga pribumi atas ketidakadilan yang terjadi. Penggunaan bahasa dari film ini cukup menggambarkan kalau bahasa Indonesia adalah bahasa yang kaya.
2. Perburuan
Masih dari novelnya Pramoedya Ananta Toer yang juga dirilis berbarengan dengan Film Bumi Manusia. Film Perburuan adalah filmtentang seorang tentara Indonesia yang membelot dari kepatuhannya terhadap Jepang supaya Indonesia bisa merdeka. Ia menggelandang mencari suaka dengan ancaman dibunuh sewaktu-waktu.
Sama seperti Bumi Manusia, penggunaan tata bahasa Film Perburuan juga menggunakan bahasa Indonesia yang baku dengan diksi yang jarang didengar. Film ini dibintangi oleh Adipati Dolken dan Ayu Shita sebagai pemeran utama. Penonton Film Perburuan mungkin akan mendengar banyak kutipan dialog dengan bahasa yang baik dari film ini.
3. 24 Jam Bersama Gaspar
Filmnya baru rilis beberapa waktu lalu. Sebuah film yang diangkat dari novel karya Sabda Armandio. Filmnya punya plot yang menarik dengan beragam adegan menegangkan yang disuguhkan. Pada intinya 24 Jam Bersama Gaspar berkisah tentang balas dendam seorang pria di akhir masa hidupnya. Dengan bahan dasar cerita yang seru, film ini justru setia dengan novelnya yang menggunakan bahasa baku.
Editor : Rizal Fadillah