Saat Pilkada Serentak 2024 dimulai, tutur Almadina, para kandidat juga sebaiknya memahami karakteristik psikologis masyarakat di daerah mereka, memahami kekhawatiran, aspirasi, dan nilai-nilai masyarakat.
"Masyarakat perlu juga memahami bahwa pemilu adalah proses demokrasi yang sifatnya sementara. Perbedaan pilihan menjadi hal lumrah dan bukan alasan untuk memecah belah. Pemilu menjadi momen penting dan bagian dalam demokrasi, dibutuhkan kerja sama semua pihak agar dapat menciptakan iklim pemilu damai dan menghormati perbedaan pendapat," tutur Almadina.
Pengamat sosial dari Provinsi Jabar Badru Yaman mengatakan, apa pun hasilnya nanti, menang dan kalah dalam sebuah kontestasi, masyarakat harus bersikap dewasa untuk bisa menghadapi segala kemungkinan tersebut.
"Saya melihat pilkada ini harus disikapi masyarakat secara dewasa. Pada prinsipnya, masyarakat harus memilih dengan kesadaran bahwa momen pilkada ini untuk memajukan daerah, " kata Badru Yaman.
Berkaitan dengan proses pendewasaan, ujar Badru, masyarakat harus melek dan jangan terbawa arus polarisasi. "Masyarakat harus diedukasi. Siapapun yang menang di pilkada serentak harus dihormati dan karena dipilih masyarakat," ujar Badru.
Editor : Ude D Gunadi