“Tapi kita juga kita konsumsi, ada 10.000 kedai kopi ini kalau dibandingkan dengan negara produsen lainnya ga selalu begitu, karena negara produsennya kecil atau biasanya kopi itu langsung di eksport, gaada serapan,” imbuhnya.
Mikael mengatakan dengan seiring berkembangnya ekonomi indonesia, middle class nya bertambah. Ada trend es kopi susu, ada trend ngopi yang cantik-cantik, jadi segmen kopinya banyak.
Tidak hanya itu, kata Mikael, serapannya juga banyak, sekarang karena ada apresiasi kopi lebih tinggi, ada barista championship, ada kejuaraan yang menghargai kopi lebih tinggi.
“Jadi karena ada apresiasi kopi ini, serapan kopi di indonesia itu dari semua level itu ada, dari level yang paling tinggi sampai level-level yang sisa-sisa setelah disortasi juga ada,” ujarnya.
“Itulah yang membuka peluang bagi banyak sekali bisnis, kalau di Jabar salah satunya herd yang membuka kesempatan untuk bisa menangkap peluang yang industri nya sedang berkembang,” tandasnya.
Editor : Zhafran Pramoedya