BANDUNG, INEWSBANDUNGRAYA – Hari ini ribuan buruh akan turun ke jalan untuk berunjuk rasa. Mereka akan menyuarakan kata hatinya untuk menolak program Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat. Aksi unjuk rasa akan dilakukan di depan Gedung Sate dan Gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (20/6/2024).
Ketua Gabungan Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Jawa Barat Ir. Azhar Hariman mengatakan pihaknya akan mengerahkan kekuatan untuk turun ke jalan dan menolak Program Tapera. “Hari ini kita turun ke jalan dan mengerahkan kekuatan yang ada. Kita tegas menolak Tapera. Buruh dan pekerja menolak program Tapera,” kata Azhar Hariman saat dikonfirmasi teraki aksi yang akan dilakukan hari ini.
Ia mengatakan, rakyat sudah terbebani dengan kondisi ekonomi yang sangat berat dan telah membuat mereka menderita. Hari ini, katanya, rakyat sudah sangat berat dengan tekanan ekonomi yang membuat rakyat harus menanggung penderitaan karena banyak kekurangan. Harga-harga yang mahal, sembako yang tak terjangkau, dan banyak lagi tekanan ekonomi yang membuat raktyat menderita.
“Sekarang mau dibebani lagi dengan kewajiban dan gajihnya harus dipotong 3 persen untuk program Tapera. Dimana rasa sense of crissis pemerintah akan penderitaan rakyat,” kata Ajay, panggilan akrab aktivis buruh ini.
Ia menegaskan, pemerintah jangan lagi membebani rakyat dengan potongan-potongan seperti potongan gaji, dengan dalih untuk perumahan rakyat. “Kalau memang pemerintah punya kepedulian kepada rakyat membangun perumahan rakyat, jangan lagi membebani rakyat. Kenapa tidak gunakan saja dana yang ada seperti APBN atau APBD. Rakyat sudah membayar pajak, berbagai hal dipungut pajak. Sekarang dibebani harus dipotong gajihnya untuk Tapera. Ini sungguh tidak adil,” kata Azhar Hariman lagi.
Ajay juga membandingkan, kenapa banyak program-program atau proyek strategis nasional malah yang didanai oleh APBN. Padahal pemerintah bisa saja mengalihkan anggaran itu untuk kepentingan buruh atau pekerja. Kalau memang pemerintah ada keberpihakan kepada buruh atau pekerja,” katanya.
Di sisi lain, kata Ajay, rumah dinas dan kendaraan pejabat dengan mewah dan menterengnya dibiayai oleh anggaran negara. “Ini yang menyangkut rumah rakyat, rumah buruh, rumah pekerja, atau rumah rakyat apapun, malah dibiayai oleh rakyat sendiri di luar pajak yang dibayarkan. Mereka harus dipotong gajinya untuk Tapera. Sungguh tak adil,” katanya lagi.
Oleh karena itulah, buruh dan pekerja hari ini turun ke jalan untuk menyuarakan kata hatinya. “Kita tegas menolak Tapera. Jangan ada Tapera. Ini membebanti rakyat,” katanya. (*)
Editor : Ude D Gunadi