Fary menilai, persoalan logistik nasional disadari sebagai masalah mendesak yang harus mengalami perbaikan berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih optimis.
"Memeberikan kepastian pemerataan pembangunan serta memastikan keterlibatan kita lebih maksimal dalam internasional suplay chain," ucapnya.
Ketua Komisi V DPR 2014-2019 ini juga mengajak ITB untuk menemukan upaya-upaya yang bisa menjadi loncatan bagi penurunan biaya logistik, pada saat yang sama menjamin pemerataan pembangun dan menekan waktu tunggu.
"Indonesia dapat belajar dari Jepang, Uni Eropa, atau bahkan Filipina yg memiliki karakteristik gegrafis yang sama yakni arcipilego dengan waktu tempuh pelayaran yang rata-rata dibawah 2 hari. Ini sangat efektif dan efisien jika memaksimal roro dan ropax," katanya.
"Kita perlu segera melakun swicht ke arah situ. Cara ini bisa menekat cost logistik, mereka sudah membuktikan, kita bisa belajar dan dari situ menemukan model terbaik bagi peninggkatan logistik oerformance kita," tandasnya.
Editor : Rizal Fadillah