BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Di era digital saat ini, kehadiran ekosistem keuangan inklusif termasuk melalui pendekatan artificial intelligence (AI) semakin diperlukan untuk terus memperluas program inklusi keuangan.
Dengan perkembangan teknologi telah membuka peluang besar untuk mengatasi tantangan ini, terutama dengan adopsi teknologi AI dalam sektor keuangan.
Bahkan riset dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% dan mengurangi biaya hingga 20% di sektor perbankan.
Sebagai catatan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan segmen penduduk yang memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang lebih rendah dibandingkan tingkat nasional sehingga perlu semakin menggiatkan kegiatan literasi dan inklusi keuangan.
Editor : Rizal Fadillah