Selain itu, Kang Arfi juga sempat meninjau drainase di Jalan Merdeka yang dekat dengan persimpangan Jalan Aceh. Drainase itu berkondisi penuh sampah, terdiri atas plastik, daun, serta botol kemasan minuman.
"Drainase kota mesti berfungsi baik, jangan sampai kelihatan rapi dan bersih dari luar, tapi pabalatak (berantakan) di dalam. Fungsional merupakan hal utama. Sementara itu, sampah beserta sedimen lumpur menyebabkan kapasitas drainase berkurang," tutur Kang Arfi.
Bercermin akan hal itu, Kang Arfi siap memeriksa kondisi jaringan drainase di Kota Bandung, kemudian menetapkan skala prioritas penanganan. Kriteria penetapan prioritas, di antaranya drainase yang kerap meluap kemudian menggenangi jalan.
"Drainase yang berada di area aktivitas jasa pariwisata juga perlu jadi prioritas penanganan. Hal utama, memastikan saluran air tak tersumbat sampah maupun sedimen, apalagi vegetasi di daerah berkurang,” paparnya.
“Berkurangnya vegetasi menyebabkan daya penyerapan air menurun di daerah hulu. Dampaknya, run off (air larian) berikut lumpur yang terbawa ke cekungan Bandung tambah besar. Saya alumni Teknik Sipil, di (bidang) air pula, tentu sangat memperhatikan perbaikan dan peningkatan sistem," jelas Kang Arfi.
Pada sela-sela kegiatan, Kang Arfi menyapa dan berbincang dengan sejumlah warga yang tengah berekreasi di Taman Sejarah. Saat itu, Kang Arfi juga menyerap aspirasi dari para warga.
Editor : Zhafran Pramoedya