get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Sukses MHL Fashion Menembus Pasar Fashion Muslim di Indonesia

APPMI Jabar Hadirkan Fashion Tendance, Soroti Tren Sustainable Fashion dan Inovasi di 2025

Kamis, 07 November 2024 | 20:45 WIB
header img
APPMI Jawa Barat dan Maranatha kembali menggelar acara tahunan bertajuk Fashion Tendance di The GAIA Hotel Bandung, Kamis (7/11/2024). Foto: Ist.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) Jawa Barat dan Maranatha kembali menggelar acara tahunan bertajuk Fashion Tendance di The GAIA Hotel Bandung, Kamis (7/11/2024).

Acara ini menjadi ajang penting bagi industri fashion di Jabar, mempertemukan desainer, pelaku industri kreatif, serta pecinta mode untuk berbagi wawasan dan tren terbaru.

Ketua APPMI Jabar, Susan Zhuang mengungkapkan pentingnya hati-hati dalam menentukan tema dan arah tren fashion tahunan, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan.

“Kami sangat berhati-hati setiap kali mengeluarkan satu tema tahunan. Tren apa yang akan datang di 2025, dan yang akan kami kejar itu. Sustainable fashion harus tetap dijalankan karena kami harus bertahan dan tetap optimis,” ujar Susan saat ditemui di sela-sela acara.

Susan juga menyoroti perkembangan positif yang terjadi pada industri fashion tahun ini, yang mulai bangkit setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19.

“Pesta-pesta sudah cukup besar; yang tadinya 100 orang, sekarang sudah bisa menjadi 500-700 orang, dan itu berdampak besar. Toko kain laku, penjahit juga bergerak. Mereka yang mungkin hampir setengah tahun tidak mendapat orderan, sekarang banyak event lagi. Penjahit, tukang kain, bahkan pabrik tekstil sedikit demi sedikit mengalami kemajuan,” jelasnya.

Dalam menghadapi tantangan besar akibat pandemi, Susan mengungkapkan bahwa APPMI dan pelaku industri fashion lainnya harus kreatif dalam beradaptasi.

“Waktu COVID, kami beralih ke produk lain, seperti APD dan masker kain, itu yang membuat kami bertahan selama satu tahun. Kami tidak harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena kami tetap berproduksi dengan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan saat itu. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam industri ini,” ungkap Susan.

Membahas tren 2025, Susan menyatakan optimisme mengenai tren sustainable fashion yang semakin mendapat perhatian.

Tema tahunan yang diangkat tahun ini mengedepankan lima pilar dimensi dalam fashion berkelanjutan: lingkungan, ekonomi, sosial, estetika, dan budaya.

Menurut Susan, kelima faktor ini sangat penting untuk menciptakan fashion yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

“Bahan yang sustainable pasti lebih mahal daripada bahan sintetis seperti poliester, tetapi jika kita melihat dari segi estetika, budaya, dan lingkungan, lima faktor ini sangat besar pengaruhnya untuk dunia fashion. Untuk tren di 2025, saya optimis bahwa di musim semi dan panas (spring-summer), warna-warna cerah akan menjadi dominasi, dengan gaya oversize dan maxi style yang kembali tren,” ujar Susan.

Selain itu, gaya drop waist dan bubble style yang oversize juga diprediksi kembali menjadi favorit, terutama di kalangan Gen Z yang lebih menyukai pakaian simpel namun tetap stylish.

“Fashion memang berputar kembali ke zaman dulu, dan sekarang orang lebih senang memakai pakaian yang tidak berlebihan. Gen Z sangat cerdas dalam memadupadankan gaya, mereka lebih suka sesuatu yang oversize, seperti blus atau drop waist yang kembali tren,” tambah Susan.

Sebagai Ketua APPMI Jabar, Susan juga menyoroti pentingnya memajukan sektor UMKM dalam industri fashion Indonesia.

“Industri fashion sangat tergantung pada ekonomi bangsa ini. Kami berharap industri kreatif ini bisa mendukung pertumbuhan UMKM. Namun, kami masih kalah bersaing dengan negara tetangga seperti Thailand dan Cina. Kami sedang belajar bagaimana Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara tersebut, serta bagaimana cara memasarkan produk kami dengan lebih baik,” ujar Susan.

Susan berharap, melalui acara seperti Fashion Tendance dan berbagai seminar atau pelatihan yang diikuti, Indonesia bisa lebih mengembangkan daya saingnya di pasar internasional.

“Saya banyak belajar dan masih terus belajar bagaimana cara memajukan industri fashion Indonesia. Saya berharap event kecil seperti ini bisa memberikan warna baru dan dampak positif bagi perkembangan industri fashion di Indonesia,” tutupnya.

Editor : Zhafran Pramoedya

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut