Di tengah situasi itu, Cianjur selalu menyimpan narasi politik kaya dengan tradisi dan simbol. Bagi masyarakat Cianjur, pilkada bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, melainkan juga arena untuk merayakan dan merawat nilai-nilai lokal yang melekat pada identitas masyarakat.
Di balik hiruk-pikuk kampanye, bayang-bayang simbol sejarah politik Cianjur dan Sunda tetap hidup, seperti napas panjang masa lalu yang selalu mengalir hingga hari ini. Lalu apa yang harus kita lakukan menjelang pemilihan ini, terutama saat masa tenang sebelum pencoblosan dilaksanakan?
Hal ini perlu menjadi bahan renungan agar pemimpin yang kita pilih nanti membawa manfaat lebih besar bagi kemaslahatan masyarakat Cianjur, bangsa dan negara.
Sejarah Cianjur tidak dapat dilepaskan dari sosok Dalem Pancaniti (RAA Kusumahningrat, wafat 1862), pemimpin legendaris yang dikenal karena kebijaksanaannya. Dalam tradisi Sunda, Bupati Cianjur ke-10 ini adalah simbol kasepuhan—pemimpin yang tidak hanya bertindak sebagai penguasa, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai moral dan spiritual.
Menurut Aditia Gunawan dalam tulisannya, "Dalem Pancaniti: Penulis dari Pendopo Cianjur," Dalem Pancaniti berhasil memadukan tradisi Sunda dengan pengaruh Islam-Jawa, menjadikan kepemimpinannya sebagai ruang untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat.
Editor : Ude D Gunadi