Tubuh dalam sinema tidak hanya merujuk pada manusia sebagai subjek atau medium, tetapi juga pada karya film itu sendiri sebagai seni gambar bergerak.
"Aspek ketubuhan mencakup karakter, gerakan, hingga pengambilan gambar yang mampu mengkomunikasikan emosi, narasi, dan ide-ide secara visual," ujar .
Tubuh Sinema dalam Perspektif Teoretis
Simposium Internasional yang menjadi bagian utama acara ini mengundang seniman, praktisi, dan akademisi untuk membahas sudut pandang baru tentang ketubuhan dalam sinema.
Konsep tubuh dalam sinema ini, menurut kurator gambar bergerak asal Italia Paulo Cherchi-Usai dalam bukunya The Death of Cinema. Bahkan mencakup tubuh material dari film itu sendiri, seperti seluloid, yang perlahan tergantikan oleh digitalisasi.
Cherchi-Usai berargumen bahwa hilangnya seluloid adalah salah satu tanda "kematian" sinema, karena elemen fisik tersebut merupakan esensi sejarah dan estetika film.
Selain itu, perspektif ketubuhan juga dibahas melalui pendekatan pemeranan. Praktisi teater Rusia Konstantin Stanislavski, dalam karyanya An Actor Prepares, mengungkapkan bahwa tubuh aktor adalah medium utama untuk menyampaikan dunia batin karakter.
Sistem Stanislavski mengajarkan pentingnya presisi gerakan fisik dalam mengartikulasi emosi dan narasi.
Editor : Ude D Gunadi