Namun, ia menekankan bahwa AI dapat menjadi solusi utama untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
"Desain yang lebih presisi, pemantauan real-time, hingga pengerjaan konstruksi yang lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas adalah beberapa keuntungan dari AI. Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang bagaimana kita memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Sebagai contoh, Dody menyebutkan implementasi Building Information Modeling (BIM), yang telah terbukti mengurangi biaya dan waktu pengerjaan konstruksi secara signifikan.
Menteri Dody juga mengapresiasi ITB sebagai pelopor inovasi AI di bidang infrastruktur. Ia menyoroti program Magister Super Spesialis Teknik (MSS) yang dijalankan ITB sejak 2020 sebagai salah satu upaya strategis untuk mencetak ahli di bidang kecerdasan buatan dan infrastruktur.
"Hingga saat ini, sebanyak 184 mahasiswa telah mengikuti program MSS, dan 131 di antaranya telah lulus. Ini adalah bukti nyata kontribusi ITB dalam mendukung pembangunan bangsa," ujar Dody.
Editor : Zhafran Pramoedya