Pada 2045, Indonesia berusia 100 tahun. Namun angka prevalensi stunting masih tinggi, 18 persen. Artinya, masih ada orang Indonesia yang kekurangan gizi. Intelligence Quotient (IQ) sebagai ukuran kualitas SDM, masih 78, sedikit lebih tinggi dari sinpanse. Sedangkan rata-rata IQ penduduk Singapura, 107.
"Jadi, itu fenomena yang dihadapi. Kalau kita ingin menjadi negara maju, salah satu yang harus didorong adalah mewujudkan SDM unggul. Asta Cita yang dibangun Presiden Prabowo intinya adalah ingin menciptakan kemandirian di bidang pangan dan energi, dengan kuncinya SDM. Mampu atau tidak kita membangun SDM berkualitas sehingga bisa bersaing dengan SDM dari negara lain," ucap Kang Ace.
Ekspektasi terbesar Kang Ace, kualitas SDM meningkat yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas pula. Itu bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh komponen bangsa, termasuk Mathla'ul Anwar.
Fondasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, ujar Kang Ace, harus disiapkan dari sekarang. Apalagi saat ini, Indonesia seharusnya menikmati bonus demografi di mana jumlah penduduk usia produktif mayoritas dibanding usia lanjut.
"Kalau Indonesia bisa membangun SDM produktif, memiliki keterampilan yang dibutuhkan, dan berdaya saing, maka fase sekarang lah sangat menentukan apakah Indonesia menjadi negara maju di 2045 atau negara yang terjebak dalam kelas menengah, tidak naik menjadi negara berpenghasilan tinggi," ujarnya.
Peran dan kontribusi Mathla'ul Anwar, tutur dia, diharapkan terus mendorong upaya peningkatan SDM. Konsistensi Mathla'ul Anwar untuk terus bergerak di dunia pendidikan dan dakwah, sesuatu yang positif bagi upaya Indonesia terus memantapkan nilai-nilai kebangsaan.
Editor : Ude D Gunadi