get app
inews
Aa Text
Read Next : Indeks TDN Jabar Tahun 2022 Berada di Klasifikasi Baik

Ratusan Guru Honorer SLB Negeri se-Jawa Barat Geruduk Gedung Sate, Tuntut Diangkat Jadi PPPK

Senin, 13 Januari 2025 | 14:23 WIB
header img
Ratusan guru honorer SLB negeri unjuk rasa di Gedung Sate, Kota Bandung. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Ratusan guru dan tenaga kependidikan (tendik) honorer sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jawa Barat menggeruduk Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (13/1/2025). Mereka demonstrasi menuntut diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). 

Ketua Forum Komunikasi Guru Honorer SMK SMA dan SLB Negeri se-Jawa Barat Yudi Nurman Fauzi mengatakan, hanya sedikit guru dan tendik honorer di Jawa Barat yang diangkat sebagai PPPK melalui proses seleksi yang dibuka pemerintah pusat. 

Bahkan, kata Yudi Nurzaman, masih banyak guru honorer yang telah mengabdi puluhan tahun dan tinggal menunggu pensiun tapi belum diangkat menjadi PPPK. 

"Banyak teman-teman yang satu tahun lagi pensiun dan sudah mengabdi selama 20 tahun tapi belum ada kejelasan," kata Yudi Nurman Fauzi di depan Gedung DPRD Kota Bandung, Senin (13/1/2025). 

Yudi menyatakan, para guru honorer dan tenaga kependidikan SLB negeri menuntut pemerintah serius mengatasi masalah ini. Pada 2024, baru 1.529 guru honorer yang diangkat PPPK dari total 4.000 guru honorer tingkat SMA, SMK dan SLB negeri.

Sedangkan tenaga pendidikan yang diangkat PPPK lebih sedikit, hanya 65 orang. Guru honorer kecewa karena tidak ada perhatian dari pemerintah. 

"Segera tuntaskan saja. Kami sudah mengabdi. Meski digaji berbeda dengan ASN tapi kami masih loyal," ujar Yudi.

Dian Nugraha, guru honorer SLB negeri, mengatakan, para guru honorer diberi kesempatan untuk mengikuti tes PPPK pada gelombang satu. 

Tetapi, mereka hanya diberi kesempatan paruh waktu dengan gaji seadanya sekitar Rp2 juta per bulan. "Kami mendapat status ASN tetapi dengan kondisi seperti honorer. Inilah yang membuat kami sakit hati," kata Dian.

Selain itu, ujar Dian, diduga terjadi kecurangan saat proses tes. Dia berharap honorer dapat diangkat menjadi PPPK. "Kami sering menjadi kambing hitam untuk melaksanakan tugas PNS kami dianggap hanya honorer untuk disuruh-suruh," ujarnya. 

"Kami mendapatkan formasi, honorer jumlahnya sangat banyak tapi formasi yang disediakan sangat minim," tutur Dian. 

Umar Fajar, tenaga kependidikan SMAN 27 Bandung mengaku bekerja sebagai pustakawan dan berstatus honorer. Pada 2026, Umar akan pensiun tetapi dengan status belum jelas. 

"Saya ngabdi itu sudah 11 tahun di SMA 27, sebelumnya di Unwin dari tahun 1992 perguruan tinggi milik pemerintah berarti 35 tahun," kata Umar.

Editor : Ude D Gunadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut