Herman juga menjelaskan bahwa dari 12 komoditas pangan utama di Jawa Barat, delapan di antaranya mengalami surplus, namun empat komoditas lainnya, termasuk cabai rawit, mengalami defisit.
Konsumsi cabai rawit di Jabar mencapai 42.000 ton per tahun, sementara produksi lokal hanya 35.000 ton, yang mengakibatkan defisit 7.000 ton.
"Setiap tahun, kita mengeluarkan sekitar Rp329 miliar hanya untuk memenuhi kebutuhan cabai rawit, yang sebenarnya bisa kita tanam sendiri di halaman rumah," ujarnya.
Menurutnya, desa-desa di Jawa Barat harus siap menjadi pusat kedaulatan pangan, dimulai dari cabai rawit.
Herman menambahkan, jika setiap rumah tangga di desa menanam cabai rawit, potensi penghematan bisa sangat besar.
Editor : Zhafran Pramoedya