Sedangkan dari luar Jawa Barat, tampil Sukatani (Purbalingga), Tabrak Lari (Tangerang Banten), Over Distortion (Sleman), Modern Guns (Jakarta), Keep It Real (Malang), Killa The Phia (Aceh), Defy (Palu), dan Jhony Freedom (Purwokerto).
Animo penonton pun sangat luar biasa. Para penonton yang rata-rata berusia muda dengan -berpakaian hitam-hitam dengan setia memadati depan panggung. Walaupun menjelang sore hingga malam, lokasi konser diguyur hujan sehingga acara berakhir.
Dany Kajul dari Event Organizer Hellprint mengungkapkan, pada penyelenggaran Super Music United Day kali ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, yang lebih kental dengan nuansa rock atau metal-nya. Sementara pada konser musik awal tahun ini, genre musik yang ditampilkan lebih bervariasi.
Performa Band Sengai di konser Supermusic United Day 8. (Foto:Deni Mulyana)
Dany menjelaskan, hal tersebut untuk mengakomodir keinginan Gen Z yang menyukai banyak genre musik. “Jadi band itu ada yang Mediku. Mediku itu ‘enak di kuping’ katanya, dan related lirik-liriknya itu dengan kehidupan mereka saat ini, untuk anak-anak SMA atau mahasiswa. Saya hanya memfasilitasi apa yang saya tangkap dari Gen Z, seperti yang muncul di kolom comment medsos kita,” ujar Dany kepada wartawan.
Pada United Day yang ke-8 kali ini juga, ujar Dany, pihak EO banyak menampilkan 27 grup band binaan dari 15 kota yang terbilang baru muncul. Menurut Dany, hal tersebut dilakukan untuk membina talenta-talenta muda yang akan berkiprah di dunia musik panggung, khususnya dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Band-band tersebut, kata Dany, dipilih setelah pihaknya menggelar acara musim berskala kecil atau Gigs di kafe-kafe di 30 kota, dengan diakhiri konser Kecil tapi Party (KTP) di 3 kota, yakni Kuningan, Garut, dan Jatinangor. “Ini (united Day) adalah bigbang-nya,” ujar Dany.
Editor : Abdul Basir