Kejari Kota Bandung Sita Uang Rp2 Miliar Lebih dari Tersangka Kasus Korupsi PIP di STIA Bagasasi

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bandung menyita uang lebih dari Rp2 miliar terkait kasus korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) Kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bagasasi, Kota Bandung, Kamis (20/2/2025).
Kepala Kejari Kota Bandung Irfan Wibowo mengatakan, penyitaan ini merupakan hasil dari upaya pelacakan aset yang dilakukan penyidik.
Jumlah uang yang disita, kata Kajari, sebanyak 120.000 Dalar AS atau Rp1.959.600.000 dan Rp100.000.000. Jika ditotalkan Kejari Kota Bandung mengamankan lebih dari dua miliar rupiah.
"Uang itu didapatkan dari hasil pelacakan aset para saksi dan tersangka kasus korupsi PIP Kuliah di STIA Bagasasi Bandung," kata Kajari Kota Bandung.
Irfan Wibowo menyatakan, dalam kasus dugaan korupsi di STIA Bagasasi, dua petinggi kampus telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah MYA sebagai ketua yayasan dan MFA selaku bendahara yayasan.
"Uang sitaan ini dititipkan pada rekening penitipan Kejari kota Bandung RPL nomor: 7277754392 RPL 095 Kejari Bandung untuk PDT pada Bank BSI KCP Metro Margahayu Bandung,” ujar Irfan Wibowo.
Kajari menuturkan, modus operandi para tersangka dalam kasus korupsi dana PIP Kuliah di STIA Bagasasi Bandung, diduga melakukan pungutan terhadap dana biaya hidup mahasiswa (living cost) dalam jumlah bervariasi.
Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk membiayai kebutuhan operasional yang tidak berkaitan langsung dengan proses pembelajaran.
Tindakan ini bertentangan dengan peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Perbuatan MYA dan MFA membuat mereka dijerat Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, subsider Pasal 3 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi.
Editor : Agus Warsudi