get app
inews
Aa Text
Read Next : Ragam Takjil Khas Bandung, Sajian Lezat yang Siap Meriahkan Momen Berbuka Puasa

6 Hikmah Puasa Ramadhan, Pembentukan Karakter hingga Pengendalian Pola Makan

Selasa, 25 Februari 2025 | 13:21 WIB
header img
Ilustrasi ibadah puasa. (Foto: unsplash by Drazen Zigic)

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Bulan Ramadhan selalu menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain sebagai kewajiban agama, puasa Ramadan membawa hikmah yang menyentuh dimensi spiritual, moral, sosial, hingga kesehatan.

Berikut adalah enam hikmah puasa di bukan Ramadhan, dilansir dari laman Muhammadiyah.

- Mengajarkan Kedalaman Spiritual

Manusia sering terjebak dalam pemenuhan keinginan jasmani dan sensual, seperti diisyaratkan dalam firman Allah, “Dijadikan terasa indah oleh manusia menyukai hal-hal yang bersifat syahwat” (Q.S. Ali Imran: 14).

Puasa mengajarkan bahwa hidup tidak hanya tentang kepuasan materi, tetapi juga tentang kearifan spiritual. Dengan berpuasa, seseorang dibebaskan dari belenggu materi, memberi ruang bagi hati dan pikiran untuk merenungkan hubungannya dengan Allah, sesama, dan alam sekitar.

Hal ini menumbuhkan kesadaran akan kehadiran Ilahi, yang pada akhirnya membentuk pribadi yang bertakwa, sebagaimana firman Allah:

“Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu supaya kamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah: 183).

- Proses Penyadaran Diri

Puasa merupakan proses penyadaran bahwa hidup memiliki dimensi batin yang perlu diolah. Dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seseorang diajak untuk melihat kehidupan tidak hanya dari sudut pandang lahiriah, tetapi juga batiniah. Ini memberikan rasa hidup yang lebih lengkap, penuh berkah, dan rahmat Ilahi.

- Pendidikan Diri dan Pembentukan Karakter

Puasa adalah wahana untuk mendidik diri, membentuk karakter, dan menguatkan kemauan. Melalui pengendalian nafsu dan syahwat, seseorang dibebaskan dari sifat-sifat destruktif. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Puasa adalah perisai yang melindungi dirimu seperti perisai seseorang yang melindungi dirinya dalam perang” (H.R. An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Puasa juga membantu membersihkan hati dari sifat dengki, sebagaimana sabda Nabi, “Barang siapa yang merasa senang apabila banyak sifat dengki dalam hatinya hilang, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan kesabaran (Ramadan) dan tiga hari pada setiap bulan lainnya” (H.R. Ahmad).

Selain itu, puasa mengajarkan kejujuran, karena Nabi saw juga bersabda, “Barang siapa yang tidak menghindari berkata dan berbuat bohong, maka Allah tidak memandang perlu orang itu meninggalkan makanan dan minumannya” (H.R. Al-Bukhari, Abu Dawud, At-Tirmizi, dan Ahmad).

- Dimensi Sosial Puasa

Puasa mengingatkan kita bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan dukungan dan bantuan orang lain. Di bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk banyak bersedekah dan memberi makan orang miskin.

Ini bukan sekadar ritual, tetapi simbolisasi dari komitmen kita untuk peduli terhadap sesama. Puasa mengajarkan pentingnya saling memberi, membantu, dan menciptakan kebersamaan.

- Pengendalian Pola Makan

Puasa juga mengajarkan pengendalian dalam makan. Islam mengajarkan bahwa makan adalah kebutuhan alamiah, tetapi tidak boleh berlebihan. Allah berfirman:

“Dan makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan” (Q.S. Al-A’raf: 31). Puasa menjadi simbolisasi dari pentingnya mengendalikan nafsu makan, yang tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga spiritual.

- Kesederhanaan dalam Konsumsi

Puasa mengajarkan kesederhanaan, yang disimbolkan dengan berbuka menggunakan kurma atau air putih. Nabi saw bersabda, “Apabila seseorang kamu berbuka, maka hendaklah ia berbuka dengan sebiji kurma, jika tidak ada kurma, minumlah air karena air itu membersihkan” (H.R. At-Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Makna di balik hadis di atas adalah ajaran untuk hidup sederhana dalam konsumsi, yang penting untuk menjaga kesehatan. Puasa seharusnya tidak dijadikan alasan untuk balas dendam dengan makan berlebihan saat berbuka. Sebaliknya, puasa harus menjadi momen untuk mengevaluasi dan menata ulang pola konsumsi kita.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut