get app
inews
Aa Text
Read Next : Mendaki Gunung Kian Menjadi Tren Bagi Kaum Hawa, WJSC Ajarkan Cara Bertahan di Alam

Demi Pengalaman dan Ilmu Survival di Alam, Peserta WJSC Rela Tinggalkan Zona Nyaman

Sabtu, 26 April 2025 | 21:39 WIB
header img
Kartini-kartini tangguh dari seluruh Indonesia yang berhasil lolos dan mengikuti Women Jungle Survival Course 2025 selama sepekan di kaki Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Foto/Inews Bandung Raya

TASIKMALAYA,iNews BandungRaya.id - Women Jungle Survival Course (WJSC) 2025 menjadi Kawah Candradimuka lahirkan wanita tangguh untuk survival di alam.

Sebanyak 75 "Kartini-Kartini" tangguh dari berbagai penjuru Indonesia, tampak antusias mengikuti kegiatan yang dimulai bertepatan dengan peringatan Hari Kartini tanggal 21 April 2025.

Selama sepekan mereka digembleng di kawasan kaki Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, untuk menepikan stigma bahwa wanita tidak bisa survival di alam terbuka tanpa pendamping kaum Adam.

Bukan hal mudah untuk bisa menjadi bagian dari WJSC 2025 dan merasakan sejuknya udara Gunung Galunggung. Peserta harus bersaing sejak tahap awal, karena hampir seribu pendaftar teregister untuk berebut 75 kuota yang disiapkan EIGER selaku penyelenggara.

Peserta asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq mengaku, sangat senang bisa terpilih menjadi satu di antara 75 peserta yang ikut WJSC 2025 di Gunung Galunggung. Apalagi sebelumnya dirinya selalu gagal lolos ikut seleksi. 

Lelah tubuhnya dan perjalanan jauh dari Lombok tak merintanginya untuk datang ke WSJC. Semua itu demi untuk mendapat pengalaman dan petualangan dalam memperdalam ilmu terkait survival di alam bebas.

"Saya tinggal di kampung yang dekat hutan, jadi terbiasa blusukan. Ini pengalaman berharga dan harapannya ke depan bisa ikut Woman Adventure Course (WAC) atau program lain yang diselenggarakan EIGER Adventure," kata wanita yang bekerja di lembaga filantropi sosial ini saat ditemui di Pos Satu Gunung Galunggung, Rabu (23/4/2025).

Peserta lain asal Baubau Sulawesi Tenggara, Wa Ode Alya mengaku menghabiskan waktu di perjalanan selama tiga hari dua malam. Keinginannya mendapatkan ilmu baru yang bisa dimanfaatkan dalam aktivitas sehari-hari.

"Saya ingin belajar  ilmu baru, seperti bikin tenda, bivak, bikin perapian, memasak, packing hingga ilmu baru lainnya," kata wanita yang memiliki hobi camping dan naik gunung ini.

Adapun Via, peserta asal Pontianak, Kalimantan Barat, mengutarakan alasan mengikuti kegiatan ini lantaran ingin meningkatkan kemampuan diri. Terlebih selama ini dirinya aktif sebagai pramuka, paskibra, dan bekerja di bidang kebencanaan.

Menurutnya, Indonesia ini berada di kawasan 'Ring of Fire' yang notabene rawan bencana, sehingga ilmu survival ini bakal berguna. Sehingga dirinya ingin melihat bagaimana ilmu survival di alam bebas.

Yang juga menarik, lanjut dia, dalam WJSC ini diberikan materi psikologi yang sesuai dengan background pendidikannya. Seseorang bisa survival karena ketahanan psikologisnya, dimana berlatih fisik penting namun kekuatan mental juga lebih penting.

Sementara bagi peserta asal Depok, Brigitta Manjatri (23), ini adalah kegiatan pertamanya yang diikuti. Beruntung, dikali pertama mendaftar seleksi dia bisa langsung lolos mengikuti WJSC meski pengorbanannya harus cuti dari pekerjaan dan kuliahnya.

"Di sini kami diajarkan survival, bekerja secara kelompok, dan dilatih mental agar cewe juga bisa berani berkegiatan di outdoor. Jadi ilmunya pasti kepake," kata wanita yang suka naik gunung ini.

Terpisah Kepala WJSC 2025 Dini Hanifah menerangkan, WJSC berkomitmen untuk menyediakan ruang belajar dan berlatih bersama di alam terbuka. Sebanyak 75 perempuan dari sejumlah daerah di Indonesia mengikuti kegiatan yang diinisiasi EIGER Adventure.

Kegiatan yang dilaksanakan di kawasan Gunung Galunggung, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, adalah untuk kali pertama. Setelah di tahun 2019, 2022, dan 2024 WJSC diselenggarakan di Gunung Cakrabuana.

"Temen-temen ini dibekali ilmu mengenai survival, seperti membuat bivak, membuat api, mencari bahan makanan dari tumbuhan maupun hewan. Termasuk, medis dan navigasi," ucapnya.

Harapannya, sambung Dini, dapat membangun dan memperkuat mental para peserta. Sehingga mereka bisa menjadi perempuan-perempuan tangguh yang mampu survive di berbagai lini kehidupan. (*)

Editor : Rizki Maulana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut