get app
inews
Aa Text
Read Next : Dari Jawa Barat untuk Palestina: Suarakan Aksi Solidaritas Hentikan Blokade di Gaza

Klarifikasi Dedi Mulyadi Usai Debat dengan Aura Cinta: Dia Sudah Jadi Bintang Iklan

Rabu, 30 April 2025 | 09:30 WIB
header img
Aura Cinta. Foto: Instagram @iam_auracinta.

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Polemik antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan seorang remaja perempuan bernama Aura Cinta terkait pelarangan perpisahan anak sekolah terus bergulir. Dedi akhirnya angkat bicara, menjelaskan bahwa perdebatan tersebut bukan sekadar soal acara perpisahan, melainkan gambaran tentang masa depan anak-anak.  

Perdebatan yang sebelumnya diunggah di kanal YouTube pribadi Dedi dan viral di media sosial itu memicu berbagai reaksi dari netizen. Dedi pun memberikan klarifikasi melalui video yang diunggah di akun Instagramnya pada Selasa (29/4/2025).

"Dialog saya dengan Aura itu adalah dialog yang ingin menggambarkan tentang masa depan anak-anak kita. Pertama, Aura bukanlah anak remaja, tapi menurut saya sudah dalam kategori dewasa, karena usianya sudah hampir 20 tahun," jelas Dedi.

Dedi mengungkapkan bahwa Aura telah lulus SMA sejak setahun lalu dan kini berprofesi sebagai bintang iklan. Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan netizen yang mengenali Aura sebagai bintang iklan dalam potongan video perdebatan tersebut.

"Dia sudah menjadi bintang iklan, sudah bisa mencari uang oleh dirinya sendiri. Jadi bukanlah kategori remaja apalagi anak-anak," tegas Dedi.

Dalam perdebatan sebelumnya, Dedi menyampaikan pandangannya bahwa acara wisuda atau perpisahan sekolah seringkali membebani orang tua karena biaya yang harus dikeluarkan. Ia juga berpendapat bahwa kenangan indah masa sekolah tidak hanya tercipta saat perpisahan, tetapi juga selama proses belajar mengajar.  

"Tanpa perpisahan emang kehilangan kenangan? kenangan indah itu saat proses belajar tiga tahun," ujar Dedi dalam video di kanal YouTube pribadinya.

Sementara itu, Aura berargumen bahwa acara perpisahan merupakan momen penting bagi siswa untuk berkumpul terakhir kali dengan teman-teman. "Saya ngerasa kan udah lulus ya. Kalau misalkan enggak ada perpisahan kita tuh enggak bisa kumpul bareng atau rasain gimana-gimana kumpulnya interaktif sama teman-teman itu pak," jawab Aura.  

Lebih lanjut, Dedi juga menyinggung latar belakang keluarga Aura yang pernah menjadi korban penggusuran di bantaran kali. Ia mengingatkan agar keluarga tersebut tidak bergaya hidup terlalu tinggi, terutama karena saat ini mereka meminta penggantian rumah yang digusur.

"Saya balik, tinggal di tanah orang lain harus bayar enggak sama yang punya tanah? Kalau saya balik nuntut, pemdanya nya suruh minta tagihan dihitung beberapa tahun ke belakang bayar tiap tahun," ujar Dedi.

"Bapak kan bisa lihat dulu latar belakang saya, saya miskin atau gak, mampu bayar atau enggak," jawab Aura.

"Kamu miskin enggak?" tanya Dedi.

"Iya, saya mengakui," jawab Aura.

"Kenapa miskin pengen hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? kan kamu merasa miskin. Kenapa orang miskin gak merasa prihatin?" tanya Dedi, menutup perdebatan tersebut.

Klarifikasi Dedi Mulyadi ini tampaknya ingin meluruskan persepsi publik bahwa perdebatan tersebut bukan sekadar soal acara perpisahan, melainkan refleksi tentang realitas kehidupan anak-anak muda dan bagaimana mereka mempersiapkan diri menghadapi masa depan.

Editor : Agung Bakti Sarasa

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut