get app
inews
Aa Text
Read Next : Update Kasus Disabilitas Diperkosa 3 Pedagang di Stadion Sidolig, Polisi Periksa 2 Saksi

Polrestabes Bandung Buru 3 Pedagang yang Diduga Perkosa Gadis Disabilitas di Stadion Sidolig

Senin, 26 Mei 2025 | 16:34 WIB
header img
Ilustrasi pemerkosaan. (Foto : Ilustrasi)

BANDUNG - Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rachman memastikan penyelidikan tengah dilakukan terkait kasus pelecehana seksual yang dialami gadis disabilitas di Stadion Sidolig, Jalan A Yani, Kota Bandung.

Saat ini, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Bandung tengah melakukan penyelidikan dan memburu tiga pedagang yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap korban.

"Walaikumsallam, laporan sdh diterima dan sedang dalam proses oleh Unit PPA. Untuk pelaku segera kami cari untuk dimintai keterangan," kata Kasatreskrim melalui pesan singkat.

Sebelumnya, Pilu nasib yang dialami gadis disabilitas berumur 15 tahun ini. Selain dicampakkan oleh kedua orang tuanya, gadis disabilitas itu juga dilecehkan secara seksual oleh beberapa pria tidak dikenal di Stadion Sidolig, Jalan A Yani, Kota Bandung.

Informasi menyebutkan, pelecehan seksual terhadap korban bukan hanya sekali. Para pelaku melecehkan korban berkali-kali.

Kerabat korban telah melaporkan kasus ini ke Satreskrim Polrestabes Bandung. Namun sejak dilaporkan tiga minggu lalu, sampai saat ini belum ada tindakan terhadap para pelaku.

"Sudah (lapor polisi), tapi kaya lambat banget proses laporannya," kata ES (23) kerabat korban saat dikonfirmasi, Senin (26/5/2025).

ES menyatakan, berdasarkan penuturan korban, peristiwa pelecehan seksual yang dialami korban terjadi sejak Februari sampai Mei 2025. 

"Menurut keterangan korban, terjadi di dalam stadion Persib, Stadion Sidolig di (Jalan) Ahmad Yani. Pas lagi mau jajan, kaya beli baso," ujar ES.

Korban, tutur ES, mengaku dilecehkan oleh tiga pria. Para pelaku melakukan tindak kekerasan seksual terhadap korban dalam waktu berbeda tapi di lokasi sama, yaitu Stadion Sidolig. 

"Itu teh (pelecehan seksual terjadi) tiga kali. Sama pelaku pertama dua kali, sama pelaku kedua satu kali. Terus ada pelaku yang lain satu kali juga. (Pelaku) yang satu pedagang baso, temennya pedagang baso itu, ketiga tukang kupat tahu," tutur ES. 

ES mengatakan, pelecehan seksual mulai terungkap saat melihat gelagat tak normal dari korban. ES curiga dan menanyakan kepada korban tentang yang dia alami.

"Sama orang rumah keliatan cara jalannya udah beda. Awalnya, pas ditanya korban enggak cerita, gak bicara apa-apa, ke saya enggak ngaku. Pas ditanya lagi sama dokter, baru ngaku," ucap ES.

Korban, ujar ES, mengaku ke dokter telah diperkosa oleh pria berinisial D, M, dan B. "Terus ditanya digimanain. Anaknya cerita sama D disenderin, sama M anaknya duduk di bawah sambil M di atas, kalau sama B anaknya katanya bilang sambil nyender juga," ujarnya. 

ES menuturkan, korban merupakan gadis berkebutuhan khusus atau disabilitas. 
"Iya ada (disabilitas). Jadi kalau kasarnya mah mohon maaf, kaya sedikit idiot," tutur ES.

Selama ini, kata ES, korban tinggal di rumah seorang dokter. Sebelumnya, ibu korban sempat tinggal di rumah dokter tersebut. Namun pergi meninggalkan korban dan tak pernah kembali. 

"Enggak ada (orang tuanya). Jadi (korban) diasuh sama dokter yang punya rumah. Kaya dibiarin (ditinggalkan) sama ibu dan bapaknya," ujar ES.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut