Goa Belanda: Jejak Kelam Kolonial di Balik Pesona Alam Bandung

Tak jauh dari sini, hanya sekitar 600 meter, berdiri Goa Jepang yang dibangun oleh pendudukan berikutnya. Meskipun serupa, Goa Jepang memiliki 18 ruang dan digunakan sebagai tempat perlindungan, penjara, sekaligus ruang taktik militer.
Goa Belanda dikenal bukan hanya karena nilai sejarahnya, tapi juga karena cerita-cerita mistis yang menyelimutinya. Banyak pengunjung mengaku mendengar suara tangis samar dari dalam lorong atau merasa diawasi saat menyusuri bagian dalam gua.
Legenda yang berkembang menyebutkan, para pekerja paksa yang tewas saat membangun terowongan ini dibuang ke Sungai Cikapundung, menjadikan lokasi ini diyakini menyimpan energi spiritual yang berat. Beberapa warga percaya bahwa arwah Prabu Siliwangi, sosok penting dalam sejarah Sunda, turut menjaga kawasan ini secara gaib.
Satu hal penting yang harus diingat pengunjung: hindari mengucapkan kata “lada” saat berada di dalam Goa Belanda. Kata ini dipercaya berhubungan dengan tokoh spiritual lokal, Ki Lada Wisesa. Masyarakat meyakini, menyebut kata tersebut bisa memicu pengalaman gaib, mulai dari perasaan tak nyaman hingga kesurupan.
Pantangan ini sudah lama menjadi bagian dari cerita turun-temurun dan tetap dihormati hingga sekarang.
Editor : Rizal Fadillah