get app
inews
Aa Text
Read Next : Khutbah Idul Adha di Kampus UI, Gubernur Lemhannas RI: Keluarga Fondasi Ketahanan Nasional

Kuliah Umum di Unisba, Gubernur Lemhannas RI: Kesehatan Mental Pilar Utama Ketahanan Nasional

Selasa, 03 Juni 2025 | 16:26 WIB
header img
Gubernur Lemhannas RI Tubagus Ace Hasan Syadzily memberi kuliah umum di Unisba tentang korelasi kesehatan mental dengan ketahanan nasional. (FOTO: ISTIMEWA)

"Saya mendapatkan laporan tentang riset kesehatan dasar tahun 2018. Hasil riset menunjukkan bahwa, prevalensi gangguan mental emosional rentang usia 15 tahun ke atas 9,58 persen. Artinya, 1 dari 10 orang Indonesia mengalami gangguan psikologis signifikan, dari kecemasan hingga dipresi," ujarnya.

Sementara itu, tutur Kang Ace, prevalensi gangguan jiwa berat seperti schizophrenia, meningkat di beberapa provinsi. Survei nasional yang dilakukan oleh Indonesia Adult Mental Survei tahun 2022 menyatakan, sebanyak 15,5 juta remaja mengalami masalah kesehatan mental.

Data WHO menunjukkan, satu di antara tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami masalah kesehatan mental. WHO juga mencatat beban akibat gangguan kesehatan mental di negara-negara berkembang, meningkat drastis dalam satu tahun terakhir.

"Gangguan kesehatan mental menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup, sekaligus beban ekonomi nasional akibat produktivitas menurun," tutur Kang Ace.

Tantangan ini, kata Kang Ace, sangat dirasakan meningkat ketika pandemi Covid-19. Walaupun pandemi telah berlalu, tetapi dampak psikologinya terasa sampai saat ini. Tekanan krisis ekonomi yang menghimpit, ketidakpastian masa depan, rasa takut tertular, kehilangan pekerjaan, dan pembatasan sosial yang mempersempit ruang interaksi manusia, jadi pemicu masalah kesehatan mental.

Kecemasan, depresi, dan stres akut muncul bukan di kalangan lansia (lanjut usia), kata Kang Ace, tapi secara masif di kalangan generasi dan usia produktif. Kita juga tidak bisa menutup mata dengan meningkatnya angka bunuh diri di kalangan remaja. 

Fenomena self harm, penyalahgunaan narkoba, perilaku ekstrem dan radikalisme yang muncul akibat frustasi sosial dan tekanan mental yang tidak tersalurkan.

Dalam dunia kerja muncul gejalan burn out yang menjadi isu serius yang menggerogoti profukdivitas baik sektor publik maupun swasta. Ini ancaman serius. Kesehatan mental tidak bisa lagi dianggap sebagai isu individual yang tersier. Ini adalah persoal publik, sosial, dan strategis bangsa.

Editor : Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut