Kolaborasi Bersejarah: Satria Muda dan Persib Satukan Kekuatan di Bandung

Didirikan pada 28 Oktober 1993, Satria Muda memulai perjalanan dari divisi bawah kompetisi Kobatama dan dengan cepat menanjak ke kasta tertinggi. Musim debut di tahun 1996 mereka tutup di peringkat keempat—prestasi gemilang untuk tim pendatang baru saat itu.
Namun tak lama setelahnya, tantangan berat menghadang. Musim 1998 menjadi masa suram saat klub mengakhiri kompetisi tanpa kemenangan. Titik balik terjadi ketika Grup Mahaka, dipimpin oleh Erick Thohir, mengambil alih manajemen dan merombak struktur tim.
Hasilnya langsung terlihat. Satria Muda keluar sebagai juara Kobatama 1999, membuka era keemasan klub yang terus berlanjut di era IBL. Di bawah pelatih legendaris Fictor Gideon Roring, tim meraih enam gelar domestik dan satu gelar tingkat Asia Tenggara.
Kepemimpinan berlanjut ke Octaviarro Romelly Tamtelahitu, yang membawa Satria Muda juara musim 2011/2012, disusul oleh Cokorda Raka (juara 2015), dan Youbel Sondakh (juara 2018 & 2022). Total, Satria Muda telah mengoleksi 12 gelar juara liga, menjadikannya salah satu tim tersukses dalam sejarah basket Indonesia.
Transformasi menjadi Satria Muda Bandung juga membawa target besar: menjadi juara IBL 2026 dan mempersembahkan gelar ke-13 bagi klub. Musim tersebut akan menjadi debut Satria Muda sebagai wakil Kota Bandung di kompetisi tertinggi basket nasional.
Editor : Agung Bakti Sarasa