Kebun Binatang Bandung Tutup Sementara karena Konflik, Pengunjung Gigit Jari

BANDUNG, iNewsBandungraya.id - Kebun Binatang Bandung secara tiba-tiba menutup operasionalnya pada Rabu (6/7/2025) sekitar pukul 11.30 WIB. Penutupan ini bukan disebabkan oleh faktor teknis maupun cuaca, melainkan akibat konflik internal antara dua kubu manajemen yang berseteru.
Situasi memanas saat Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT), manajemen lama Kebun Binatang Bandung, bersama sejumlah petugas keamanan internal dilaporkan melakukan aksi pendudukan terhadap area kebun binatang. Hal ini memicu ketegangan dan membuat aktivitas operasional terhenti total.
Pantauan di lokasi menunjukkan kehadiran aparat kepolisian yang berjaga ketat di gerbang utama. Sementara itu, para pengunjung yang telah membeli tiket secara online tampak kecewa berat karena tidak bisa memasuki area wisata dan tidak diberikan kompensasi berupa pengembalian dana.
“Saya sudah pesan tiket sejak Senin untuk liburan bersama keluarga. Tapi saat tiba, gerbang ditutup dan tidak ada kejelasan soal refund,” ujar Denny, salah satu pengunjung yang merasa dirugikan.
Melalui akun Instagram resmi @bandung.zoo, pihak pengelola menyampaikan pengumuman darurat. Dalam unggahan tersebut, mereka menyebut bahwa operasional hari itu dihentikan karena adanya tindakan pendudukan oleh pihak yang mengklaim berasal dari manajemen baru.
“MOHON MAAF! HARI INI KAMI TUTUP KARENA ADA OKNUM TSI YANG MENDUDUKI KEBUN BINATANG BERSAMA PULUHAN SECURITY RED GUARD. HARI INI KAMI TIDAK BISA MENJALANKAN OPERASIONAL. TERIMA KASIH,” demikian pernyataan resmi yang diunggah.
Penutupan ini menjadi kelanjutan dari konflik berkepanjangan antara dua pihak yang sama-sama mengklaim hak pengelolaan atas Kebun Binatang Bandung, yaitu YMT sebagai pengelola lama dan Taman Safari Indonesia (TSI) yang disebut-sebut sebagai manajemen baru.
Belum ada keterangan resmi dari kedua belah pihak terkait solusi jangka panjang atas permasalahan ini. Namun yang pasti, kondisi tersebut telah menimbulkan kerugian baik bagi pengunjung maupun keberlangsungan perawatan satwa.
Editor : Agung Bakti Sarasa