Coklat Kita Silatusantren Dorong Santri Kelola Sampah Bernilai Ekonomis, Bukan Dibakar

Perwakilan Coklat Kita, Yudi Wate Angin menyebut Coklat Kita Silatusantren mengatakan kegiatan pengelolaan sampah bukan seremonial belaka. Namun, katanya, kegiatan tersebut diharapkan generasi muda mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan, salah satu caranya menjaga dan mengelola sampah.
"Tujuannya menumbuhkan kepedulian pesantren terhadap sampah. Ukuran keberhasilan bukan hanya hari ini, tapi berlanjut di hari-hari berikutnya. Kami berharap pesantren menjadi pelopor kepedulian lingkungan di daerahnya masing-masing," jelas Yudi Wate Angin.
Yudi menambahkan, Pontren Nurul Anwar Mubtadi'in menjadi titik ke-9 dengan agenda serupa juga berjalan di Tasikmalaya dari seluruh 15 lokasi yang menjadi sasaran. “Ke depan, pengelolaan sampah berbasis pesantren diharapkan menjadi gerakan berkelanjutan yang menular ke masyarakat luas,” tandasnya.
Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Jawa Barat, KH. Atep Abdul Ghofar mengapresiasi konsep kolaborasi ini. Menurutnya, jika para santri terbiasa mengolah sampah, mereka tidak hanya mencintai lingkungan, tetapi juga mampu menghasilkan produk bermanfaat, bahkan bernilai jual.
"Semoga semakin banyak pesantren yang mengikuti langkah ini," ungkap Atep Abdul Ghofar.
Editor : Abdul Basir