Anak Muda Bandung Meriahkan Festival Nasyid Nusantara

Sebagai contoh, Ledia menyinggung lagu Tombo Ati yang sudah lama dikenal masyarakat. “Syair itu sudah diperkenalkan sejak lama dan diwariskan secara turun-temurun. Jadi, nilai-nilai seperti ini penting dihidupkan kembali, terutama bagi anak-anak,” tambahnya.
Menurut Ledia, setiap daerah memiliki segmennya masing-masing dalam mengembangkan seni Islam. Di Jawa misalnya, ada kelompok musik KiaiKanjeng. Selain itu, shalawat juga banyak dilantunkan di pesantren, madrasah, maupun masyarakat umum.
“Upaya ini kita lakukan untuk terus mengingatkan dan mengenalkan kembali. Sebab, ketika syair-syair itu diulang dan meresap dalam hati, mudah-mudahan akan memengaruhi sikap dan perilaku,” kata Ledia.
Peserta Festival Nasyid Nusantara di Bandung datang dari berbagai kalangan. Ada yang berasal dari sekolah, majelis, maupun kelompok hadroh. Tercatat lebih dari 10 grup anak muda ikut serta dalam ajang ini.
Rencananya, setelah tingkat Kota Bandung, kegiatan ini akan berlanjut ke tingkat Jawa Barat. Puncaknya berupa grand final yang digelar pada bulan November mendatang.
“Kegiatan ini juga menjadi tahapan pembinaan. Anak-anak tidak hanya tampil, tetapi juga akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, dan pembinaan lebih lanjut,” jelas Ledia.
Editor : Agung Bakti Sarasa