Pesantren di Bandung Jadi Pelopor Pertanian Terpadu dan Kemandirian Ekonomi Desa

“Mulai dari petani, pemasok, hingga transportasi, semuanya ikut bergerak,” kata Sudaryono.
Terkait kritik soal menu MBG yang dianggap tidak sesuai selera anak-anak, Sudaryono menilai hal itu wajar.
“Anak saya di rumah juga ada yang tidak suka sayur. MBG ini bukan soal enak tidak enak, tapi soal gizi,” ujarnya.
Ia menegaskan, menu MBG telah disusun dengan memperhatikan kebutuhan gizi seimbang anak-anak, termasuk protein, karbohidrat, dan vitamin.
“Kenapa harus ada ayam, kacang, susu, karena itu bagian dari pemerataan gizi,” tambahnya.
Sudaryono menutup kunjungannya dengan ajakan agar semua pihak mendukung dan tidak memperbesar masalah kecil dalam pelaksanaan program strategis ini.
“Kalau ada kekurangan, mari kita perbaiki. Tapi secara konsep, MBG ini sudah baik. Kalau program ini jalan terus, bukan hanya anak-anak kita yang sehat, tapi petani juga sejahtera dan ekonomi desa makin kuat,” pungkasnya.
Editor : Rizal Fadillah