get app
inews
Aa Text
Read Next : Jumlah Lembaga Penyiaran di Jabar Capai 476, KPI Tekankan Isu Lingkungan dalam Siarannya

Kecam Tayangan yang Framing Pesantren, Panji Bangsa Jabar Siap Turun Aksi Bela Ulama

Selasa, 14 Oktober 2025 | 21:38 WIB
header img
Panji Bangsa Jabar kecam tayangan televisi yang dinilai lecehkan ulama dan pesantren. Foto: Ist.

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Sekretaris Wilayah Panji Bangsa Jawa Barat, Lillah Sahrul Mubarok, mengecam keras tayangan program Xpose Uncensored di stasiun televisi Trans7, yang dinilai telah mencederai marwah ulama dan Pondok Pesantren (Ponpes).

Tayangan tersebut dianggap memotong konteks pernyataan KH. Anwar Manshur Lirboyo, sehingga menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.

Kecaman Panji Bangsa terhadap Tayangan Trans7

Dalam keterangannya, Lillah Sahrul Mubarok, yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, menyebut tindakan Trans7 telah melukai perasaan umat, khususnya kalangan santri dan alumni pesantren.

“Selain penuh narasi tendensius, tayangan itu bukan kritik konstruktif, melainkan bentuk framing dan fitnah yang merusak citra pesantren serta menodai marwah ulama. KH. Anwar Manshur adalah sosok panutan dan guru bangsa yang mendidik ribuan santri dengan keikhlasan,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).

Lillah menegaskan, media massa seharusnya berfungsi sebagai sarana edukasi dan pencerahan publik, bukan alat provokasi yang menyebarkan opini tanpa dasar.

“Ini bukan tayangan edukatif, tetapi tayangan yang menyesatkan. Disusun tanpa konfirmasi dan tanpa etika jurnalistik. Ada indikasi sentimen terhadap pesantren,” tegasnya.

Pesantren Sebagai Pilar Moral dan Sejarah Bangsa

Lillah menekankan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan pilar pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, tayangan yang menyudutkan pesantren sama saja dengan melecehkan lembaga yang memiliki kontribusi besar terhadap kemerdekaan Indonesia.

“Kalau hari ini pesantren difitnah dan dilecehkan lewat media nasional, itu sama dengan mencoreng sejarah bangsa sendiri,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa banyak kiai dan santri yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan, sehingga pesantren patut dihormati, bukan dijadikan objek framing negatif.

Tudingan terhadap Xpose Uncensored Trans7

Lebih jauh, Lillah menyebut tayangan Xpose Uncensored itu sebagai tindakan jahat secara naratif karena menggambarkan tradisi pesantren secara merendahkan dan melecehkan tokoh-tokohnya. Ia bahkan mempertanyakan motif di balik penyiaran tersebut.

“Saya bertanya-tanya, apakah ini karena ketidaktahuan redaksi Trans7 soal pesantren? Atau memang ada agenda sistematis untuk mendiskreditkan lembaga Islam yang sudah berabad-abad membangun negeri ini?” katanya.

Desak Klarifikasi dan Aksi Bela Ulama

Atas kejadian itu, Panji Bangsa Jawa Barat menuntut klarifikasi resmi dan permintaan maaf terbuka dari Trans7 dalam waktu 2×24 jam. Jika tidak dipenuhi, pihaknya siap menggelar aksi besar-besaran di kantor Trans7.

“Kalau tidak ada itikad baik dari Trans7, kami akan kerahkan sepuluh ribu massa untuk mendatangi kantor Trans7. Ini soal harga diri pesantren dan kehormatan ulama,” tegas Lillah.

Desakan ke KPI dan Pemerintah

Lillah juga mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menindak tegas program yang berpotensi melanggar kode etik jurnalistik dan norma kesusilaan.
Menurutnya, negara wajib hadir untuk melindungi marwah pesantren dan menjaga moralitas ruang publik.

“Kalau media bisa seenaknya memelintir citra pesantren, maka kita patut khawatir bahwa ruang publik kita sedang kehilangan akhlak,” pungkasnya.

Editor : Rizal Fadillah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut